BEIJING

Hanya dalam waktu 10 hari, China telah menyelesaikan pembangunan sebuah rumah sakit darurat untuk memerangi wabah virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei.

Ribuan pekerja telah bekerja selama 24 jam untuk menyelesaikan proyek yang dianggap sebagai “mission impossible (misi mustahil)” itu. Pada Minggu (2/2) waktu setempat, rumah sakit sementara yang diberi nama Rumah Sakit Huoshenshan (Gunung Dewa Api) tersebut selesai dibangun. RS Huoshenshan yang berdiri di atas tanah seluas 33.900 meter persegi dan memiliki 1.000 tempat tidur ini, mulai dibangun pada 23 Januari lalu.

Seperti diberitakan kantor berita resmi China, Xinhua (3/2/2020), total 1.400 staf medis dari Angkatan Bersenjata ditugaskan untuk menangani para pasien coronavirus di Rumah Sakit Huoshenshan mulai Senin (3/2) ini. Paramedis tersebut terdiri dari 950 orang dari rumah-rumah sakit yang terafiliasi dengan militer China, People’s Liberation Army (PLA) dan 450 orang dari universitas-universitas kedokteran Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara PLA yang telah dikirimkan ke kota Wuhan sebelumnya.

RS darurat ini dibangun dengan meniru desain rumah sakit, Xiaotangshan yang dibangun di pinggiran Beijing saat wabah SARS melanda China pada tahun 2003. Saat itu otoritas Beijing membangun RS Xiaotangshan hanya dalam waktu seminggu untuk merawat para pasien penyakit Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).

Fang Xiang, salah satu manajer proyek yang terlibat dalam pembangunan RS kilat ini, mengatakan bahwa saat dia dan timnya diberitahu untuk menyelesaikan RS di Wuhan ini dalam waktu 10 hari, dia menganggapnya sebagai “misi mustahil.” Pembangunan RS Huoshenshan ini melibatkan sekitar 700 personel manajer dan 4.000 pekerja konstruksi.

“Untuk proyek dengan skala seperti ini, biasanya memakan waktu setidaknya dua tahun,” kata Fang. “Butuh waktu setidaknya satu bulan untuk membangun sebuah gedung temporer, belum lagi sebuah rumah sakit baru untuk penyakit menular,” ujarnya.

Berlokasi di sanatorium dekat Danau Zhiyin di Wuhan yang menjadi pusat wabah virus corona, rumah sakit temporer ini letaknya jauh dari pusat kota yang ramai penduduk.

Dilaporkan Xinhua, ribuan pekerja mengoperasikan lebih dari 800 peralatan secara bersamaan. Bahkan dilaporkan bahwa sejumlah pekerja hanya tidur selama empat jam sehari demi menyelesaikan proyek ini.

Ma Jiaqiang (47) salah seorang pekerja di proyekk ini mengatakan bahwa dirinya membaca tentang iklan rekrutmen untuk pembangunan RS Huoshenshan di media sosial.

“Saya bekerja di Wuhan. Ini rumah saya,” ujar Ma. “Jadi saya ambil bagian,” kata Ma yang bertugas mengoperasikan mesin penggali selama delapan jam sehari di lokasi proyek tersebut. “Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari ini,” imbuhnya.

Selain Huoshenshan, otoritas Wuhan juga tengah membangun rumah sakit darurat lainnya untuk merawat pasien virus corona. RS ini diberi nama Leishenshan (Gunung Dewa Guntur).

Editor: PARNA
Sumber: detiknews