JAKARTA – Iran mengumumkan telah menahan orang yang merekam detik-detik pesawat Ukraina ditembak rudal dan jatuh di pinggiran ibu kota Teheran.

Laporan media lokal Iran menyebut orang itu ditahan oleh militer dan diperkirakan akan didakwa terkait keamanan nasional.

Penangkapan ini berlangsung setelah dua rekaman kecelakaan pesawat Ukraine International Airlines itu tersebar di media. Video terbaru menunjukkan bahwa pesawat berpenumpang 176 orang itu terbakar sebelum jatuh.

Dalam rekaman gambar itu terlihat pesawat sempat berupaya kembali ke bandara meski akhirnya meledak di angkasa dan jatuh.

Pesawat tersebut dijadwalkan terbang menuju Kiev dan tertembak rudal militer Iran tak lama setelah lepas landas dari bandara Teheran.

Menurut New York Times, klip video terbaru itu diunggah ke YouTube oleh seorang pengguna Iran sekitar pukul 02.00 hari Selasa (14/1).

Meski begitu, dikutip FoxNews, seorang wartawan BBC yang pertama kali mengunggah video itu, Nariman Gharib, memastikan bahwa individu yang merekam video itu aman dan pihak berwenang Iran telah menangkap orang yang salah.

“Orang yang menjadi sumber video itu AMAN dan saya dapat meyakinkan Anda bahwa Garda Revolusi Iran (militer Iran) membuat kebohongan baru. Mereka (Iran) membunuh 176 penumpang pesawat komersial Ukraina, itu lah kisah nyata,” kata Gharib.

Kecelakaan Boeing 737 itu berlangsung beberapa jam setelah
yang menampung personel militer Amerika Serikat.

Serangan rudal itu dilakukan Iran sebagai respons terhadap serangan drone AS yang menewaskan jenderal mereka, Qasem Soleimani, di Baghdad, Irak.

Iran semula membantah bahwa pesawat Ukraina itu jatuh karena tertembak rudal. Namun, tak lama pemerintahan Presiden Hassan Rouhani mengaku pesawat itu ditembak jatuh angkatan bersenjata karena kesalahan teknis.
Lihat juga: Kesaksian Tentara AS Berlindung dari Serangan Rudal Iran

Rouhani bersumpah akan menghukum pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penembakan pesawat itu. Sejauh ini, pihak berwenang Iran telah menahan 30 personel militer terkait insiden pesawat Ukraina.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia