JAKARTA – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan saat ini belum ada negara yang mampu menandingi kemampuan mereka untuk membuat dan mengembangkan senjata dengan kecepatan hipersonik. Dia mengatakan saat ini Rusia justru terdepan dalam hal alat utama sistem persenjataan dan tidak lagi tertinggal dari Amerika Serikat seperti di masa lalu.

“Kini kita mempunyai situasi yang unik, di mana kini mereka yang mencoba mengejar kita. Tidak ada satupun negara yang mempunyai senjata hipersonik. apalagi senjata hipersonik antarbenua,” kata Putin dalam pidato di hadapan petinggi Angkatan Bersenjata Rusia di Moskow, pada Selasa lalu, seperti dilansir Associated Press, Rabu (25/12).
Putin mengatakan rudal hipersonik Avangard akan dioperasikan mulai Desember ini. Sedangkan rudal hipersonik Kinzhal sudah disiagakan sejak beberapa waktu lalu.

Putin mengungkapkan sejumlah alutsista mutakhir itu dalam pidato nasional pada Maret 2018. Dia mengatakan Avangard bisa terbang dengan kecepatan 20 kali kecepatan suara.

Dengan kemampuan itu, Putin meyakini sampai saat ini belum ada satu sistem penangkal senjata yang mampu menghentikan rudal canggih tersebut.

“Ini adalah senjata masa depan dan mampu menembus sistem penangkal rudal yang ada saat ini atau masa mendatang,” ujar Putin.

Rudal Kinzhal bisa diluncurkan dari jet tempur MiG-31. Senjata itu sudah memasuki masa dinas sejak tahun lalu.

Rudal itu diperkirakan mampu melampaui 10 kali kecepatan suara dengan jarak jelajah sejauh 2000 kilometer, dan bisa menggendong hulu ledak konvensional dan nuklir.

AS dan negara lain dilaporkan juga sedang mengembangkan senjata yang serupa. Selain itu, Putin menyatakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tengah memperkuat pasukan di perbatasan sebelah barat Rusia.

Hal itu ditambah pengunduran diri AS dari Pakta Senjata Nuklir Jarak Menengah 1987 dianggap semakin memperkuat ancaman terhadap Rusia.

Selain dua rudal tersebut, Putin menyatakan Rusia tengah mengembangkan berbagai senjata yang mematikan. Yaitu rudal balistik antarbenua kelas berat Sarmat, drone bawah air bertenaga nuklir Poseidon, dan rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik.

Burevestnik diduga adalah kelanjutan pengembangan senjata dengan mesin bertenaga nuklir yang digagas sejak masa Perang Dingin. Namun, AS dan Uni Soviet sempat mengesampingkan proyek itu karena dianggap terlampau berbahaya.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia