Jakarta – Seperti Kei Car lainnya, Super Height K-Wagon ini terlihat imut dan menggemaskan. Meski masih konsep, mobil ini akan jadi andalan baru Mitsubishi untuk bertarung di Jepang tahun depan.

Kei Car masih jadi pasar besar di Jepang. Pada tahun fiskal 2016, satu per tiga mobil domestik baru yang terjual di Jepang merupakan jenis ini. Mobil yang pertama kali diciptakan pemerintah Jepang pada 1949 ini jadi favorit karena ukurannya yang mini, serta pemberian fasilitas pajak dan asuransi yang lebih ringan yang ditetapkan dalam aturan pemerintah.

Mitsubishi Super Height K-Wagon tentu saja masih punya ciri-ciri khas Kei Car. Salah satunya kapasitas mesin maksimal hanya 660cc. Tapi Mitsubishi memberikan banyak sentuhan yang membuat si imut ini terlihat berkarakter.

Dilihat seklias, mobil ini sangat Mitsubishi. Hal mana bisa dilihat pada grille depan yang diletakkan horizontal dan membentuk tekstur ‘X’. Sementara warna hitam pada wheel arches, yang memanjang dari depan hingga belakang, mengingatkan kita pada beberapa SUV besutan Mitsubishi. Boleh dibilang, ini adalah mobil mini rasa SUV.

“Desainnya bukan hanya membuatnya memiliki fitur-fitur seperti SUV dan memiliki intisari Mitsubishi. Mobil ini juga punya interior yang luas dan fungsional, dan tentu saja respons performa yang sangat baik,” ucap COO Mitsubishi, Ashwani Gupta saat memperkenalkan Super Height K-Wagon di Tokyo Motor Show.

Mitsubishi juga membekali Super Height K-Wagon dengan teknologi tinggi. Demi meningkatkan keselamatan berkendara, mobil ini memiliki apa yang disebut sebagai MI-PILOT driver assistance technology. Beberapa teknologi keamanan lain juga telah ditanamkan di dalamnya seperti emergency breaking system dan e-assist.

Menggunakan sliding dor di bagian belakang, Super Height K-Wagon memiliki bukaan pintu besar. Mitsubishi mengklaim Kei Car-nya ini bisa diajak menempuh perjalanan jarak jauh, melebihi kemampuan city car pada umumnya.

Meski kini masih menjadi mobil konsep, Mitsubishi akan melanjutkan ke tahap produksi di akhir tahun finansial berjalan – yang akan habis pada 31 Maret 2020.

 

Editor: PAR
Sumber: kumparan