Jakarta – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengaku tak ingin ikut campur usai Relawan Pro Jokowi (Projo) menyatakan bubar usai Presiden Joko Widodo resmi melantik Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Hasto mengatakan saat ini PDIP terus berdialog dengan para relawan meski pilpres usai. Menurutnya, dialog itu memutuskan ada beberapa relawan yang tetap melanjutkan sebagai organisasi kemasyarakatan maupun yang akan membubarkan diri.

“Jadi itu suatu hal yang biasa,” kata Hasto di kediaman pribadi Megawati, Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (24/10).

kendati demikian, Hasto menyatakan apresiasi setinggi-tingginya atas kerja-kerja yang sudah dilakukan Projo saat Pilpres.

“Tentu saja kami memberikan apresiasi atas seluruh kerja dari Projo dan itu keputusan yang kami juga tidak bisa campur tangan terhadap hal tersebut,” katanya.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan sudah sepantasnya para relawan Jokowi untuk membubarkan diri usai Jokowi-Ma’ruf dilantik pada 20 Oktober 2019 lalu.

Menurutnya, relawan merupakan kerja sukarela yang memiliki semangat untuk membantu Jokowi di Pilpres.

“Kami juga mencatat bagaimana peran seluruh relawan dalam memenangkan Pak Jokowi mereka bergerak menggarap segmen-segmen khusus ada yang masuk dalam sosial media, ada yang dalam pergerakan riil melakukan door to door,” kata dia.

Relawan Projo menyatakan bubar usai Presiden Joko Widodo resmi melantik Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Projo menyatakan kekecewaannya karena Prabowo adalah rival Jokowi dalam dua pilpres terakhir.

“Kabinet Indonesia Maju sudah diumumkan hari ini. Projo memahami kekecewaan yang mendalam dari para relawan pendukung Jokowi,” kata Sekretaris Jenderal Projo, Handoko kepada CNNIndonesia.com dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/10).

Handoko mengatakan, komitmen melawan intoleransi dan kesediaan berpolitik secara santun yang telah disepakati sejak awal telah dilanggar. Dia menyinggung kubu Prabowo-Sandiaga Uno yang dalam Pilpres 2019 lalu telah menggunakan cara-cara intoleransi, antidemokrasi.

Kata Handoko, seluruh pendukung Jokowi-Ma’ruf telah melawan secara gigih dan keras upaya-upaya intoleransi dan antidemokrasi tersebut lewat hoaks dan SARA. Mengingat cara-cara itu telah membuat masyarakat terbelah.

“Kubu rival yang kalah dalam pilpres justru mendapat posisi yang terhormat di Kabinet. Pihak-pihak yang tidak teruji loyalitasnya dipercaya mengurus negeri ini,” kata dia.

 

Editor: PAR
Sumber: CNN Indonesia