Alat kontrasepsi jadi jawaban terbaik bagi beberapa pasangan yang memutuskan untuk memberi jarak kehamilan. Ya Moms, memberikan jarak kehamilan penting untuk keselamatan ibu dan bayi.
Menurut hasil beberapa penelitian, jarak aman kehamilan adalah 18-24 bulan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan merekomendasikan jarak aman kehamilan adalah 30 bulan.
Ya Moms, alat kontrasepsi bisa jadi solusi untuk menentukan perencanaan kehamilan. Tak perlu khawatir, jika Anda dan pasangan sudah siap untuk punya anak lagi, alat tersebut cukup dilepas atau disetop penggunaanya.
Demi kenyamanan, sebelum memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi, dr. Dyana Safitri Velies, Sp.OG, M.Kes selaku Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan yang praktek di Siloam Hospitals, Tangerang, menuturkan ada beberapa poin yang perlu diperhatikan. Berikut penjelasannya, Moms.
1. Berdiskusi Soal Perencanaan Keluarga
Poin paling pertama sebelum menggunakan alat kontrasepsi adalah berdiskusi dengan pasangan terkait perencanaan keluarga, Moms. Maksudnya, Anda dan pasangan harus berdiskusi dan memutuskan terkait perencanaan keluarga kedepannya, mulai dari kapan ingin memiliki anak, ingin punya anak berapa, serta jarak kelahiran anak.
Dengan berdiskusi dengan suami, baik Anda dan pasangan akan lebih siap ketika si kecil akhirnya lahir. Kemudian jika ingin menunda atau memberi jarak kehamilan, maka Anda akan tahu kapan harus aktif menggunakan alat kontrasepsi, Moms.
2. Cari Tahu Kebiasaan Diri dan Pasangan
Cari tahu pula kebiasaan diri sendiri dan pasangan. Kenapa? Karena alat kontrasepsi punya kelebihan dan kekurangan sehingga bisa disesuaikan dengan kebiasaan Anda, Moms. Misalnya Anda termasuk ibu bekerja dengan jadwal padat, sehingga bila menggunakan alat kontrasepsi pil atau suntik tidak disarankan karena berisiko lupa. Pun untuk Anda yang takut dengan suntikan juga bisa menghindari metode tersebut, Moms.
“Lebih baik pakai yang sekali pasang kemudian lupakan,” tambah dr. Dyana saat ditemui dalam acara Sahabat Ibu Pintar 1st Anniversary: Satu Inspirasi, Jutaan Kreasi yang digelar di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/9).
Nah, jalan keluar untuk ibu sibuk adalah menggunakan alat kontrasepsi yang bisa digunakan dalam jangka panjang, seperti implan atau IUD, Moms.
“Misalnya IUD (yang tahan hingga) 5 tahun (terus) lebih 1 bulan, 2 bulan, tidak masalah. Jadikan bisa diatur (jadwalnya jauh-jauh hari), “ kata dr Dyana.
3. Tahu Kondisi Kesehatan Pribadi
Ketahui kondisi kesehatan Anda, apakah Anda punya penyakit yang berbahaya yang dapat dipengaruhi atau mempengaruhi alat kontrasepsi.
“Contohnya punya darah tinggi, minum obat epilepsi, TBC. Ada beberapa jenis penyakit yang harus dikonsultasikan ke dokter apakah aman atau tidak jika menggunakan alat kontrasepsi,” ungkapnya.
Tapi yang jelas tidak semua penyakit berbahaya jika memakai alat kontrasepsi, Moms. Hanya saja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan lebih baik konsultasikan dengan dokter dahulu.
4. Tahu Jenis Alat Kontrasepsi
Poin yang tidak kalah penting adalah mengetahui berbagai jenis alat kontrasepsi. Anda bisa mencari tahu di internet kemudian telaah efek negatif dan positifnya atau dengan bertanya ke dokter atau bidan secara langsung.
Seperti alat kontrasepsi untuk wanita ada IUD yang bisa digunakan selama 5 tahun dengan tingkat efektivitas hingga 99 persen. Ada juga pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progestoren yang harus diminum setiap hari. Pil KB kombinasi sebaiknya tidak dikonsumsi ibu menyusui karena bisa menurunkan produksi ASI.
Tak hanya wanita, ada juga alat kontrasepsi yang bisa digunakan untuk pria, sebagai contoh kondom. Kondom sangat efektif bila digunakan setiap berhubungan seksual dengan tingkat keefektivan hingga 85 persen. Disusul dengan vasektomi yakni metode yang mengikat saluran sperma kanan dan kiri agar cairan mani tidak mengandung sel sperma lagi.
Editor: PAR
Sumber: kumparan