Menyebut musisi rap tanah air tentu tidak bisa lepas dari nama Iwa K. Bisa dibilang, Iwa merupakan generasi awal yang mempopulerkan musik rap di era 90an hingga kini.
Meski saat ini banyak bermunculan rapper-rapper muda, seperti Ramengvrl, Laze, dan Nayak, nyatanya Iwa tidak merasa terancam dengan hal tersebut. Ia justru senang melihat perkembangan sub-culture hip-hop dan rap di Indonesia.
“Gelombang rapper muda terlihat menyenangkan ya. Dari empat sampai tahun lalu lah, itu terlihat mulai up (ramai),” kata Iwa ketika ditemui di Livespace Lot 8, SCBD, Jakarta Selatan, Jumat (27/9).
Ia juga senang melihat perkembangan hip-hop di Indonesia yang merata. Padahal, dahulu hip-hop adalah sebuah sub-culture yang hanya berkembang di kota urban, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali.
“Di kota tingkat dua dan tiga pun sudah terkenal. Di luar pulau Jawa pun ramai, Indonesia bagian timur ramai, di daerah paling barat juga. Itu bikin senang banget,” tuturnya.
Iwa mengakui bahwa perkembangan pesat hip-hop di Indonesia terpengaruh dengan teknologi yang semakin modern dan mumpuni. Namun, ia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik dan menyenangkan untuk disimak.
“Gue enggak pernah bikin spanduk, bilang kalau rapper di zaman dulu, era 80’an atau 90’an lebih struggle. Gue pengin semua berjalan begitu saja. Gue ingin jadi penikmat aja dan membagikan rasa nikmat gue ke orang-orang,” imbuhnya.
Seperti diketahui, kepopuleran rapper muda juga mengangkat nama mereka-mereka yang telah berkarier di era 90’an dan awal 2000’an. Bukan cuma Iwa, ada banyak rapper lawas lain yang juga terkenal lagi di era ini, seperti Neo, Sweet Martabak, dan Yacko.
Editor: PAR
Sumber: kumparan