Washington DC – Hasil laporan Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) di Amerika Serikat (AS) menyebut pihak Boeing dan Otoritas Penerbangan Federal (FAA) gagal dalam mempertimbangkan secara realistis, respons pilot saat menghadapi situasi darurat di dalam kokpit pesawat Boeing 737 MAX.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (27/9/2019), dalam panduan keselamatan yang disusunnya, Boeing dan FAA dianggap telah salah menilai respons pilot saat harus menghadapi masalah di dalam kokpit Boeing 737 MAX. NTSB menyarankan Boeing untuk melakukan perubahan pada sistem peringatan dek penerbangan (kokpit), prosedur dan pelatihan pilot terkait 737 MAX.

Diketahui bahwa NTSB merupakan badan pemerintah AS yang independen dan bertugas menyelidiki kecelakaan transportasi sipil. Laporan NTSB ini dirilis pada Kamis (26/9) waktu setempat, atau sekitar enam bulan setelah Boeing 737 MAX di-grounded secara global usai dua tragedi maut Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302 yang menewaskan total 346 orang.

“(Simulator tes pilot) Tidak melihat sama sekali pada potensi peringatan dan indikasi dek penerbangan yang mungkin dihadapi pilot saat kondisi kegagalan spesifik terjadi pada Lion Air dan Ethiopian Airlines,” sebut Direktur Kantor Keselamatan Penerbangan pada NTSB, Dana Schulze, pada wartawan. NTSB meminta agar penaksiran ini dilengkapi sebelum grounded terhadap Boeing 737 MAX dicabut.

Ditegaskan NTSB bahwa Boeing harus ‘menginformasikan secara lebih jelas dan lebih singkat kepada pilot soal tindakan prioritas tertinggi saat banyak peringatan dan indikasi dek penerbangan muncul’.

NTSB juga menyebutkan dalam laporannya bahwa FAA harus mengadopsi pandangan yang lebih realistis soal bagaimana pilot akan bereaksi dalam skenario buruk, saat mereka meloloskan sertifikasi Boeing 737 MAX.

“Kami melihat pada dua kecelakaan ini bahwa awak (kokpit) tidak memberikan reaksi sesuai dengan yang diasumsikan, oleh Boeing dan FAA,” kata Direktur NTSB, Robert Sumwalt, dalam laporan tersebut.

“Asumsi-asumsi itu digunakan dalam desain pesawat dan kami menemukan celah antara asumsi yang biasa digunakan untuk mensertifikasi (Boeing 737) MAX dan pengalaman sesungguhnya dari para awak, di mana pilot dihadapkan pada berbagai alarm dan peringatan pada saat bersamaan,” imbuhnya.

NTSB merekomendasikan FAA untuk merevisi desain pesawat dan pelatihan pilot yang didasarkan pada respons pilot, dan memastikan ‘indikasi kegagalan’ yang lebih jelas disediakan untuk para pilot untuk meningkatkan respons.

FAA memberikan reaksi positif terhadap rekomendasi NTSB tersebut. “Kami akan secara berhati-hati mengkaji rekomendasi ini dan rekomendasi lainnya saat kami terus melanjutkan pengkajian kami pada perubahan yang diajukan terhadap Boeing 737 MAX,” demikian pernyataan juru bicara FAA.

Disebutkan juga oleh juru bicara FAA bahwa pihaknya telah mengambil pelajaran dari dua tragedi maut Boeing 737 MAX yang disebut akan menjadi ‘batu loncatan ke level keamanan yang lebih besar’ saat FAA menjalankan proses sertifikasi ulang pada pesawat jenis tersebut.

Secara terpisah, pihak Boeing menyatakan akan mempertimbangkan rekomendasi NTSB. “Keamanan adalah nilai kunci bagi semua orang di Boeing. Kami menghargai peran NTSB dalam mempromosikan keamanan penerbangan. Kami berkomitmen untuk bekerja dengan FAA dalam mengkaji ulang rekomendasi NTSB,” sebut Boeing dalam pernyataannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: PAR
Sumber: detiknews