Jakarta, POJOK BATAM.ID – Pelatih timnas Malaysia U-22, Ong Kim Swee, mengatakan PSSI tak belajar dari kericuhan-kericuhan sebelumnya. Menurut dia, insiden semacam itu bisa saja dicegah.

Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Indonesia vs Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno, Kamis (5/9/2019) diwarnai dengan aksi kekerasan oleh oknum suporter Garuda. Mereka melakukan penyerangan kepada pendukung Harimau Malaya.

Menurut Kim Swee, kejadian serangan terhadap para fans Malaysia itu seharusnya tidak terjadi lagi. Baginya ini menjadi bukti jika Indonesia tidak belajar dari peristiwa yang sudah-sudah.


Lebih lanjut, pelatih yang membawa Malaysia meraih medali emas Sea Games 2011 ini menyoroti ketidakmampuan Indonesia menggelar pertandingan. Keselamatan penonton di dalam stadion kurang mendapat jaminan.

“Saya rasa perkara ini sering terjadi saat kita bertamu ke Indonesia. Dahulu saat pasukan Datuk K Rajagopal menjuarai Piala AFF 2010, kemudian saat saya memenangi Sea Games di 2011, sekarang tahun 2019. Andai pihak penyelenggara belajar dari dua insiden sebelumnya, saya rasa kejadian penyerangan kali ini tidak akan terjadi,” ujar Kim Swee dikutip dari Sinar Harian.

“Dari 2011 sampai 2019 adalah rentan waktu yang panjang, tetapi PSSI dan pihak penyelenggara Indonesia tidak mampu mengatasi masalah ini. Artinya, mereka mengabaikan persoalan tersebut,” lanjut dia.

“Saya rasa apa yang terjadi kepada Ultras Malaya tidak seharusnya terjadi jika pihak keamanan Indonesia bertanggungjawab soal keselamatan para penonton, tidak memandang fans tuan rumah atau lawan,” kata Kim Swee.

“Itu menjadi tanggung jawab pihak Indonesia yang mana jika dibiarkan terus, suatu saat bisa saja jatuh korban jiwa. Padahal sepakbola adalah sebuah permainan bukan untuk kita saling bertengkar,” pungkasnya.

 

 

 

(rin/yna)

 

 

 

Editor: HEY
Sumber: detikSport