Ilustrasi daging sapi.(FREEPIK/MDJAFF)

Bukan rahasia jika makan makanan kaya serat sangat penting bagi tubuh dan memberikan banyak manfaat kesehatan.

Beberapa orang bahkan kemudian memilih untuk konsisten menjalani pola makan nabati yang sering dikenal dengan vegatarian.

Namun, sebenarnya apa sih yang terjadi jika seseorang berhenti makan daging?

Jika Anda mempertimbangkan untuk tidak mengonsumsi daging, unggas, dan ikan sama sekali, berikut kemungkinan respons tubuh.

Energi

Mengutip Livestrong, beralih ke pola makan nabati dapat membantu merasa lebih berenergi.

Tapi ada kendalanya. Menghilangkan produk hewani dari piring juga berarti Anda mungkin kehilangan nutrisi tertentu.

Misalnya saja zat besi. Meski itu bisa didapat dari bayam dan kedelai, nutrisi penting ini jauh lebih tersedia jika berasal dari hewan.

Inilah mengapa sangat penting untuk memasukkan jumlah zat besi yang cukup ke dalam makanan.

Fungsi utama zat besi adalah membawa oksigen ke seluruh tubuh, yang memungkinkan sel-sel menghasilkan energi.

Maria Pena, MD, asisten profesor kedokteran, endokrinologi, diabetes, dan penyakit tulang di Icahn School of Medicine, Gunung Sinai mengatakan rendahnya zat besi dapat menyebabkan kelelahan kronis, rambut rontok, pusing, lemah, sakit kepala, kulit pucat, detak jantung cepat, dan gejala lainnya.

Status gizi

Meskipun nutrisi seperti zat besi terdapat pada makanan nabati dan hewani, beberapa vitamin penting hanya terdapat pada produk hewani.

Akibatnya, tidak mengonsumsi daging, unggas, dan ikan dapat mengakibatkan defisiensi jika Anda tidak berkomitmen untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi dan mengonsumsi suplemen yang tepat.

“Vitamin B12 adalah salah satu kekurangan paling umum yang dapat terjadi akibat pola makan vegan atau vegetarian,” jelas Maria E. Fraga, RD, ahli diet dan manajer program diabetes dari The Diabetes Alliance di Mount Sinai Health System.

Itu karena B12 secara alami hanya terdapat pada makanan hewani seperti kerang, trout, daging sapi, salmon, dan tuna.

Usus lebih sehat

Susunan mikrobioma usus penting karena bakteri yang berada di usus besar memainkan peran krusial dalam kesehatan.

Meski semua orang memiliki mikrobioma individual, faktor gaya hidup termasuk apa yang kita makan, berpengaruh untuk mengubah mikrobioma menjadi lebih baik atau buruk.

Daging, terutama daging merah dan daging olahan, dapat memicu peradangan pada usus, yang pada gilirannya mengubah bakteri baik dan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit dan kembung,” kata Dr. Pena.

Sementara Mengkonsumsi sayuran cenderung memiliki efek sebaliknya. Pola makan vegetarian secara positif mengubah mikrobioma usus.

Tidur dan suasana hati yang lebih berkualitas

Mengonsumsi lebih banyak sayur akan memberi semangat yang lebih baik.

Kandungan isoflavon yang tinggi dari pola makan nabati mungkin bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas tidur,” ungkap DJ Blatner, ahli diet dan penulis ‌The Flexitarian Diet.

Isoflavon adalah senyawa tanaman yang sebagian besar ditemukan dalam kedelai, dan orang yang mengonsumsi makanan kaya isoflavon diamati menikmati kualitas tidur yang lebih baik dan bahkan mengurangi gejala depresi.

Sementara pola makan yang sebagian besar terdiri dari daging, unggas, dan ikan mengandung banyak asam arakidonat, sejenis lemak omega-6 tak jenuh ganda yang menyebabkan inflamasi.

Berat badan berkurang

Anda mungkin melihat perubahan berat badan setelah beralih ke pola makan nabati.

Menutut meta-analisis Critical Reviews in Food Science and Nutrition‌ bulan Juni 2017, vegetarian diamati mengalami penurunan indeks massa tubuh (BMI) secara signifikan.

“Seseorang yang mengikuti pola makan nabati juga mungkin mengalami penurunan berat badan karena kandungan kalori yang lebih rendah dari protein tanpa lemak dan pilihan makanan nabati,” jelas Fraga.

Jantung lebih sehat

Beberapa keuntungan dari menghindari daging dan sumber lemak hewani lainnya adalah penurunan kadar kolesterol dan berkurangnya peradangan di tubuh.

Hal ini, pada gilirannya, dapat mengurangi penumpukan plak dan mengurangi masalah yang berhubungan dengan jantung.

Menurut penelitian pada bulan Mei 2018 di jurnal ‌Progress in Cardiovaskular Diseases‌, mengikuti pola makan vegetarian dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung sebesar 40 persen.

Namun menghilangkan ikan dari daftar makanan merupakan cerita lain, terutama karena kandungan asam lemak omega-3nya.

Omega-3 dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung dengan menurunkan trigliserida, tekanan darah, mengurangi pembekuan darah dan detak jantung tidak teratur serta menurunkan risiko stroke dan gagal jantung.

Editor: PARNA

Sumber: kompas.com