Israel kembali melancarkan serangannya ke Gaza setelah gencatan senjata berakhir. Hal ini pun menjadi sorotan warga dunia yang kembali menyuarakan tuntutan agar tindak kekerasan yang dilakukan mereka pada masyarakat di sana.

Aktris asal Israel, Gal Gadot, kembali buka suara. Ia justru malah menuntut media dan masyarakat dunia yang disebutnya bungkam saat insiden 7 Oktober yang disebut sebagai serangan teroris dari Hamas tersebut. Bintang Wonder Woman itu menyoroti para korban wanita yang disebutnya masih menjadi sandera setelah tiga bulan sejak kejadian itu.

“Dunia sudah gagal melindungi para wanita pada 7 Oktober. Kami menyatakan menentang pemerkosaan, kekerasan terhadap wanita. Kita tak akan membiarkan wanita menjadi korban dan bungkam. Kita percaya untuk mendukung kaum wanita dan bersuara untuk wanita,” tulisnya di akun Instagram.

Gadot tampaknya bersuara setelah beberapa negara Barat, termasuk AS dan Inggris, yang mempertanyakan validitas laporan media Israel mengenai kekerasan seksual yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober. Beberapa tokoh terkemuka di Hollywood, termasuk Julianna Margulies, juga mempertanyakan sikap diamnya pemerintah Israel atas laporan dari advokasi perempuan atas kasus-kasus mengerikan pemerkosaan, penyiksaan seksual dan mutilasi perempuan oleh Hamas.

PBB, khususnya, mendapat kecaman keras dari Israel karena kegagalannya untuk bersuara mengenai tindakan kekerasan seksual terhadap perempuan selama serangan tersebut dan keselamatan sandera perempuan yang ditahan oleh Hamas.

“Ada banyak laporan kekerasan seksual selama aksi teror keji yang dilakukan Hamas pada tanggal 7 Oktober yang harus diselidiki dan dituntut dengan penuh semangat,” tulis Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di X (sebelumnya Twitter) pada tanggal 30 November, namun dia dengan tegas menolaknya.

Hal ini pun dikritik oleh Israel dan negara lain karena memerlukan waktu yang lama untuk mengakui penggunaan kekerasan seksual sebagai senjata perang oleh Hamas.

“Dalam beberapa jam setelah serangan tanggal 7 Oktober, video pertama yang mengerikan muncul saat Shani Louk diarak telanjang dan dicemarkan oleh para penyerangnya yang sombong. Namun dua bulan kemudian perempuan masih menjadi sandera para pemerkosa ini dan dunia telah gagal untuk menyebut situasi ini sebagaimana adanya: keadaan darurat yang mendesak yang memerlukan tanggapan tegas,” tulis Gadot.

Aktris tersebut kemudian menyerukan dukungan wanita untuk para wanita dan memohon berbagai kelompok, termasuk PBB, untuk melakukan segala kemungkinan untuk menjamin pembebasan para sandera perempuan sehingga mereka tidak harus terus menerus mengalami tindakan kekerasan seksual.

“Para wanita ini tidak dapat bertahan lagi dalam momen mengerikan ini,” Gadot menyimpulkan.

Gadot telah blak-blakan sejak peristiwa 7 Oktober. Dia telah menggunakan platform media sosialnya untuk secara gencar mengadvokasi pembebasan sandera dan menyoroti kisah-kisah pribadi mereka yang masih disandera.

Pada 12 Oktober, Gadot, Jerry Seinfeld, Jamie Lee Curtis, Chris Pine, Mayim Bialik, Liev Schreiber, Amy Schumer dan Michael Douglas termasuk di antara lebih dari 700 selebriti dan eksekutif hiburan yang menandatangani surat terbuka yang menyatakan dukungan publik mereka terhadap Israel dan menyerukan untuk kembalinya sandera.

Editor: PARNA

Sumber: detikcom