Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jalur Gaza Palestina menyatakan listrik di Rumah Sakit Indonesia di wilayah itu hanya memiliki waktu beberapa jam sebelum mati total.

Juru bicara Kemenkes Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan generator listrik di RS Indonesia hanya tersisa “beberapa jam” di tengah membludaknya pasien usai kamp pengungsian terbesar, Jabalia, diserang Israel.

“Kami menyerukan kepada semua saudara kami di negara-negara penghasil minyak untuk segera turun tangan dan memasok Rumah Sakit al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia dengan bahan bakar yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa orang sakit dan terluka,” kata al-Qudra, seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (1/11/2023).

Sebelumnya, Rumah Sakit Indonesia menerima antrean puluhan jenazah usai serangan udara Israel menghantam Jabalia, kamp pengungsian terbesar di Gaza, pada Rabu dini hari. Insiden itu menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai 150 lainnya.

Menurut rekaman video Reuters, puluhan jenazah yang tergeletak dalam balutan kain putih berjajar di sisi RS Indonesia.

“Kami memerlukan waktu satu jam karena kami tidak tahu kapan kami akan menerima pasien. Beberapa kali kami harus menyiapkan ruang bedah di koridor dan bahkan terkadang di ruang tunggu rumah sakit,” kata Dr. Mohammed al-Run.

Kemenkes Gaza menyebutkan korban tewas masih mungkin bertambah lantaran tim SAR dan sukarelawan masih menyisir reruntuhan bangunan untuk mencari orang-orang yang hilang.

Perang antara milisi Hamas Palestina dan Israel terus berkecamuk sejak meletus 7 Oktober lalu. Pertempuran itu makin panas setelah Israel mulai mengintensifkan serangan udara, disertai peluncuran serangan darat pada Jumat (27/10) lalu.

Israel hingga kini juga tak kunjung mengizinkan bantuan bahan bakar memasuki Gaza, karena takut dimanfaatkan Hamas.

Bantuan kemanusiaan sendiri sebetulnya sudah memasuki daerah kantong itu sejak 21 Oktober lalu.

Sampai saat ini, korban tewas akibat perang sudah mencapai 8.525 orang di pihak Palestina. Sementara itu, dari pihak Israel korban meninggal dunia mencapai 1.400 orang.

Editor: PARNA
Sumber: cnnindonesia.com