Grup peralatan telekomunikasi asal Finlandia Nokia mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 14 ribu karyawan pada Kamis (19/10).

Langkah ini dilakukan dalam upaya untuk mengurangi biaya setelah penjualan turun 20 persen pada kuartal III 2023 karena melemahnya pasar peralatan 5G.

Nokia dan juga saingannya, Ericsson, dilaporkan kesulitan menghadapi perlambatan permintaan untuk peralatan 5G di negara-negara seperti Amerika Serikat (AS). Mereka sekaligus mencoba mengimbangi beberapa kelemahan dengan penjualan yang lebih tinggi ke India, pasar dengan margin rendah.

Melansir Reuters, Nokia menargetkan penghematan hingga 1,2 miliar euro pada 2026. Maka itu, program akan mengurangi jumlah karyawan menjadi 72 ribu-77 ribu orang dibandingkan dengan 86 ribu karyawan yang dimiliki perusahaan saat ini.

“Nokia berharap dapat bertindak cepat dalam program ini, dengan setidaknya 400 juta euro penghematan per tahun pada tahun 2024, dan 300 juta euro lebih lanjut pada tahun 2025,” kata perusahaan tersebut dalam pernyataan resmi.

Ericsson yang juga telah merumahkan ribuan karyawan tahun ini menyatakan ketidakpastian yang memengaruhi bisnisnya akan terus berlanjut hingga 2024.

“Meskipun penjualan bersih kuartal ke-III kami dipengaruhi oleh ketidakpastian yang sedang berlangsung, kami berharap untuk melihat peningkatan musiman yang lebih normal dalam bisnis jaringan kami di kuartal keempat,” kata Chief Executive Nokia Pekka Lundmark.

Menurut jajak pendapat LSEG, penjualan bersih turun dari 6,24 miliar euro menjadi 4,98 miliar euro pada kuartal yang sama tahun lalu. Sebelumnya, para analis memperkirakan penjualan bersih berkisar 5,67 miliar pada periode Juli-September 2023.

Lebih lanjut, Lundmark menyebut Nokia akan beralih ke pusat korporat yang lebih ramping untuk meningkatkan fokus strategis sambil melindungi pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan. Perusahaan juga bakal memberikan lebih banyak otonomi operasional kepada unit-unit bisnisnya.

“Mengatur ulang basis biaya adalah langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan ketidakpastian pasar dan untuk mengamankan profitabilitas dan daya saing jangka panjang kami,” kata Lundmark.

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia