Bakal Calon Presiden2024 dari PDIP Ganjar Pranowo mengakui korupsi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi.
Ia menyebut angka korupsi yang masih marak turut menghambat investasi ke Indonesia.

“Setidaknya itu yang menjadi PR besar, karena kalau korupsi kita masih berjalan dan kemudian itu masuk dalam sektor-sektor, maka kita mau investasi orang-orang juga akan malas,” kata Ganjar di forum alumni perguruan tinggi se-Indonesia, Jakarta, Minggu (17/9).

Ganjar mengatakan korupsi haruslah dibasmi dari Indonesia. Ia pun mengungkit 10 tahun kepemimpinannya di Jawa Tengah yang kala itu membawa tagline antikorupsi.

Ia mengklaim dalam membasmi korupsi, maka harus dilakukan sejumlah langkah mulai dari menata regulasi hingga penataan kelembagaan.

“Dan menempatkan aktor untuk bisa memimpinnya,” ucap dia.

Ganjar tidak merinci penataan regulasi dan kelembagaan apa yang ia maksud. Ia hanya menyebut bahwa perilaku antikorupsi haruslah ditanamkan sejak dini melalui institusi pendidikan.

Di sisi lain, Ganjar juga menilai Indonesia masih takut untuk membicarakan secara terbuka bentuk pemerintahan yang bersih.

Ia mengatakan membangun pemerintahan yang bersih masih menjadi PR yang harus dipikirkan bersama.

“Dan yang ketiga pondasinya adalah kita mesti jadi pemerintahan yang bersih dan saya kira ini PR yang sampai saat ini belum selesai dan kita takut untuk membicarakan secara terbuka,” ujarnya.

Melalui forum alumni perguruan tinggi yang digelar hari ini, Ganjar memaparkan tiga pondasi dan tujuh strategi yang menjadi gagasannya jika ia terpilih jadi presiden di Pilpres 2024.

Basmi korupsi menjadi satu dari tiga pondasi yang dibawakan Ganjar, sementara dua lainnya ialah digitalisasi pemerintahan dan lipat gandakan anggaran.

Berkaca dari indeks persepsi korupsi (IPK) yang dirilis Transparency International Indonesia (TII). IPK Indonesia pada 2022 menurun dibanding 2021.

Pada 2021 Indonesia berhasil merengkuh poin 38, sedangkan 2022 hanya sebesar 34. Perolehan IPK pada 2022 itu menempatkan Indonesia di bawah Singapura (83), Malaysia (47), hingga Thailand (36).

Editor: PARNA
Sumber: cnnindonesia.com