Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Komunikasi dan Informatika terus mendorong upaya pengalihan siaran televisi analog ke digital.

Hal tersebut disampaikan Kepala Diskominfo Kepri, Hasan dalam seminar yang mengangkat tema “Semangat Nasionalisme Melalui Siaran Perbatasan” digelar di Hotel Grand Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (11/8/2023) siang.

Salah satu upaya itu diwujudkan dengan telah disebarkannya 16.800 STB di hampir seluruh wilayah Kepulauan Riau.

“Ada yang diserahkan langsung oleh gubernur (Ansar Ahmad), selebihnya melalui PT Pos,” kata Hasan.

Pengalihan siaran televisi analog ke digital berpengaruh kepada bertambahnya jumlah siaran stasiun televisi nasional di Kepulauan Riau. Jika sebelumnya 10 siaran, bertambah menjadi 26 siaran. Namun demikian, peningkatan siaran ini juga menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Peralihan televisi analog ke digital juga meningkatkan siaran televisi dari negara tetangga, Singapura dan Malaysia.

“Untuk Singapura ada 15 siaran, sedangkan Malaysia ada 6 Siaran,” katanya.

Banyaknya siaran televisi dari Singapura dan Malaysia ini dikhawatirkan akan memudarkan semangat nasionalisme di kawasan perbatasan.

“Ini menjadi tantangan mengingat dikhawatirkan masyarakat di perbatasan lebih memilih menikmati siaran televisi dari negara tetangga dibanding siaran televisi nasional,” ujar Hasan.

Ia mendorong peningkatan kontel lokal oleh televisi tanah air. Ini disebut Hasan mengacu kepada UU 32 tahun 2022 Tentang Penyiaran yang mengatur sistem stasiun jaringan, setiap stasiun penyiaran lokal harus memuat siaran lokal dengan durasi paling sedikit 10 persen dari seluruh waktu siaran per hari.

Selain Hasan yang mewakili Gubernur Kepri Ansar Ahmad, hadir dalam seminar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kemenkominfo Wayan Toni Supriyanto dan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Ubaidillah.

Diskominfo juga terus mengebut pembangunan di kawasan perbatasan. Khususnya layanan yang digemari di Indonesia baik selular maupun televisi.

Peningkatan layanan, khususnya televisi ini disebut Wayan Toni diharapkan akan mengurangi minat masyarakat perbatasan untuk menikmati siaran dari televisi negara tetangga.

“Kami juga terus berkoordinasi dengan negara negara tetangga khususnya di kawasan perbatasan untuk menjaga independensi masing-masing,” tutup Wayan.

Editor: PARNA