Studi terbaru menemukan teh fermentasi yang disebut kombucha dapat membantu penderita diabetes tipe 2 dalam mengelola kadar gula darah.

Temuan yang diterbitkan Selasa (1/8) di jurnal Frontiers in Nutrition mengungkapkan bahwa individu dengan diabetes tipe 2 yang mengonsumsi kombucha secara teratur selama empat minggu memiliki kadar glukosa darah puasa yang lebih rendah dibandingkan ketika mereka meminum minuman plasebo dengan rasa yang sama.

“Penelitian ini menjanjikan dan menarik, karena minuman yang benar-benar mengandung gula berpotensi menurunkan gula darah,” kata salah satu penulis studi, Dan Merenstein, seorang profesor ilmu pengetahuan manusia di Georgetown’s School of Health, melansir Everyday Health.

“Ketika para partisipan minum [minuman] plasebo, gula darah mereka turun tapi tidak terlalu signifikan. Tetapi ketika kami memberikan kombucha kepada orang yang sama, dengan mikrobioma yang sama, genetika yang sama, dan pola makan yang sama, kadar gula darah mereka turun dengan mengesankan,” tambah Merenstein.

Untuk penelitian ini, ia berkolaborasi dengan para ilmuwan dari University of Nebraska di Lincoln dan MedStar Health, sebuah organisasi perawatan kesehatan nirlaba.

Untuk studi ini, para peneliti merekrut 12 orang dewasa dengan diabetes tipe 2 dengan usia rata-rata 57 tahun. Sembilan di antaranya adalah perempuan. Separuh dari kelompok tersebut adalah orang Afrika-Amerika dan separuhnya lagi berkulit putih.

Setiap peserta diinstruksikan untuk mengonsumsi 8 ons (satu cangkir) minuman penelitian dengan makan malam setiap hari selama empat minggu.

Selama satu periode empat minggu, mereka hanya minum kombucha atau plasebo. Kemudian setelah istirahat selama delapan minggu untuk “membersihkan” efek biologis dari minuman tersebut, mereka beralih minum minuman lainnya selama empat minggu.

Tidak ada kelompok yang mengetahui minuman apa yang mereka terima pada saat itu.

Setiap minggu, para peserta melaporkan kadar glukosa darah puasa harian mereka, yang diukur dengan menggunakan alat pengukur glukosa yang dapat digunakan di rumah sebelum sarapan. Peneliti memilih untuk mengukur kadar glukosa darah puasa pagi hari karena ini adalah waktu yang paling umum bagi penderita diabetes untuk memeriksa gula mereka.

Setelah empat minggu minum kombucha, kadar glukosa darah puasa rata-rata peserta turun dari 164 menjadi 116 miligram per desiliter (mg/dL). Setelah empat minggu minum plasebo, kadar glukosa darah puasa rata-rata turun dari 162 menjadi 141 mg/dL, yang secara statistik tidak signifikan.

Menurut American Diabetes Association, kadar glukosa darah puasa (diukur sebelum makan) idealnya antara 80-130 mg/dL untuk orang dewasa dengan diabetes.

Meskipun penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi kombucha dan peningkatan gula darah puasa, Marilyn Tan, seorang ahli endokrinologi di Stanford Medicine di California, menekankan bahwa hasil penelitian ini tidak menunjukkan pemulihan atau resolusi diabetes pada pasien mana pun.

“Diabetes sulit untuk disembuhkan, dan hal ini tergantung pada jenis diabetes dan faktor penyebab lainnya, misalnya, obat lain yang dapat meningkatkan glukosa atau risiko kondisi kesehatan lain seperti penyakit pankreas,” kata Tan, yang memiliki minat klinis utama dalam manajemen diabetes rawat jalan dan rawat inap.

Selain mengukur efek kombucha terhadap gula darah, para peneliti juga melihat susunan mikroorganisme yang memfermentasi dalam minuman tersebut untuk menentukan bahan mana yang paling aktif.

Mereka menemukan bahwa kombucha sebagian besar mengandung bakteri asam laktat, bakteri asam asetat, dan suatu bentuk ragi yang disebut Dekkera.

Meskipun mekanisme yang dapat menurunkan gula darah masih belum jelas, Tan mengatakan bahwa bahan-bahan ini mungkin terkait dengan perubahan mikrobioma usus atau perubahan metabolisme lainnya pada tingkat sel.

Para penulis studi berspekulasi bahwa mekanisme kerja yang menguntungkan mungkin didorong oleh mikroba, tetapi juga metabolit yang ditemukan dalam kombucha, yang meliputi etanol, asam laktat dan asam asetat, konstituen teh, dan bahan penyedap.

Sejarah kombucha sebagai minuman untuk tingkatkan kesehatan

Kombucha dibuat dari teh hitam atau hijau yang diseduh dan gula dalam proses yang menyerupai fermentasi cuka.

Seperti halnya starter penghuni pertama, penambahan SCOBY, atau kultur simbiosis bakteri dan ragi, yang terbentuk di permukaan cairan saat teh berfermentasi, dapat membuat prosesnya lebih cepat.

Produksinya melibatkan fermentasi ragi dari gula menjadi alkohol, diikuti dengan fermentasi bakteri dari alkohol menjadi asam asetat. Cuka adalah kombinasi asam asetat dan air. Menurut Departemen Pertanian Pennsylvania, kandungan alkohol dan asam asetat kombucha kurang dari 1 persen.

Dipercaya berasal dari ribuan tahun yang lalu di China, kombucha telah lama dihargai karena khasiatnya yang potensial untuk penyembuhan.

Penelitian sebelumnya yang diterbitkan dalam Antioxidants edisi Mei 2020 menunjukkan bahwa teh yang difermentasi memiliki sifat antioksidan yang kuat. Antioksidan adalah senyawa yang ditemukan dalam makanan yang dapat mengurangi peradangan dan melindungi tubuh.

Meskipun penelitian yang baru ini terbatas, dengan hanya 12 partisipan, Merenstein dan timnya percaya bahwa investigasi ini memberikan dasar untuk penelitian lanjutan dengan lebih banyak partisipan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Tan menambahkan bahwa minuman penelitian, baik kombucha maupun plasebo, disumbangkan oleh Craft Kombucha, sebuah produsen komersial di daerah Washington, DC, sehingga mungkin ada beberapa bias.

Namun, Merenstein menekankan bahwa tidak ada satupun ilmuwan yang menerima bayaran dari perusahaan ini. Kata Tan, hingga penelitian lebih lanjut dapat dilakukan, manfaat sebenarnya dari kombucha masih belum dapat dilihat,

“Kombucha bukanlah pengganti perawatan diabetes yang direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan Anda,” tambahnya.

Merenstein mengatakan bahwa suatu hari nanti kombucha dapat menjadi tambahan untuk membantu penderita pradiabetes atau diabetes.

“Mudah-mudahan di masa depan, tapi kami belum sampai di sana,” katanya.

Editor: PARNA
Sumber: cnnindonesia.com