Presiden Jokowi kembali mengomentari jembatan rel lengkung atau longspan LRT Jabodebek yang disebut mengalami salah desain. Jokowi menegaskan, apa yang perlu dievaluasi pasti akan diperbaiki.
Jokowi juga meminta agar masyarakat tidak mencari kesalahan. Menurutnya, kesalahan pasti ada karena Indonesia baru pertama kali membangun LRT.
“Semuanya direncanakan, semuanya dihitung, semuanya pasti ada perencanaan. Di lapangan kadang-kadang bisa ada adjustment, ada penyesuaian, saya kira biasa,” tuturnya.
Meski demikian, Jokowi mengaku nyaman bisa menjajal LRT untuk yang ketiga kalinya. Jokowi mengatakan, tinjauan dilakukan untuk melihat kesiapan sistem dari keamanan hingga keselamatan.
“Jadi tidak usah tergesa-gesa untuk segera dioperasikan. Tetapi semua yang berkaitan dengan sistem, yang berkaitan dengan keamanan, yang berkaitan dengan keselamatan itu harus diutamakan dan kita berharap apabila nanti sudah dioperasikan ini betul-betul bisa mengurangi kemacetan yang ada di Jakarta,” ungkapnya.
Jokowi pun meminta masyarakat memaklumi jika masih ada kekurangan. Ia memastikan, segala kekurangan yang ditemukan pasti akan dikoreksi.
“Kalau ada kekurangan masih ada yang perlu dikoreksi, masih ada yang perlu dievaluasi, ya, saya kira wajar. Jangan mengharapkan ini nanti operasi langsung semuanya sempurna. Enggak. Pasti ada perbaikan-perbaikan sistem, perbaikan teknis, dan lain-lainnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan jembatan rel lengkung atau longspan LRT di Kuningan mengalami salah desain. Hal itu membuat kecepatan kereta LRT Jabodebek melambat saat melewati tikungan.
Jika kecepatan tidak dilambatkan sebelum longspan akan berpotensi meningkatkan kecelakaan. Lantaran salah desain, tikungan itu kurang lebar sehingga kecepatannya melambat. Jika tikungan jembatan digarap melebar, maka kereta LRT bisa tetap melaju kencang.
Editor: PARNA
Sumber: kumparan.com