Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko merespons pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait potensi kekacauan politik apabila perubahan sistem Pemilu 2024 diterapkan saat ini. Budiman menganggap pernyataan mantan Presiden RI ke-6 itu berlebihan.

“Saya kira pernyataan Pak SBY bahwa penggantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan ‘chaos’ itu berlebihan,” ujar Budiman kepada CNNIndonesia.com, Senin (29/5) malam.

Budiman juga mengaku dirinya mengalami perubahan sistem pemilu saat proses yang yang masih berjalan. Ia pun lantas menyinggung perubahan sistem pemilu pada 2009-2014 yang mengubah sistem dari nomor urut partai menjadi suara terbanyak.

“Waktu itu ada ‘judicial review’ [uji materi] ke MK yang mencabut agar ada sistem itu tidak berdasarkan nomor urut, tapi diganti dengan suara terbanyak,” kata Budiman.

Ia juga mengatakan perubahan pada sistem pemilu merupakan hal wajar. Budiman mengklaim hal itu tidak akan menimbulkan permasalahan yang berarti.

“Itu tidak menimbulkan masalah, ya kita melakukan adaptasi saja. Waktu itu sudah berjalan proses itu, tapi kemudian tidak masalah dan berjalan,” ungkapnya.

“Ya adaptasi, penyesuaian, tapi tidak menimbulkan gejolak,” katanya.

Sebelumnya, SBY sempat melontarkan respons terhadap bocoran informasi yang disampaikan oleh mantan Wamenkumham Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bakal mengabulkan perubahan sistem pemilu kembali ke proporsional tertutup alias coblos partai.

Menurutnya, penggantian di tengah jalan itu berpotensi menyebabkan kekacauan politik.

“Pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan ‘chaos’ politik,” tulis SBY dalam pada akun Twitter, Minggu (28/5).

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia.com