Malaysia mencatat peningkatan penularan Covid-19 yang signifikan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Menurut data Kementerian Kesehatan Malaysia, jumlah penularan Covid-19 meningkat 87,5 persen dalam 14 hari terhitung hingga 8 April lalu.

Dikutip The Straits Times, dalam periode yang sama, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan pasien yang meninggal dunia juga meningkat 30,5 persen serta 25 persen.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Malaysia Zaliha Mustafa menegaskan meski angka penularan Covid-19 kembali melonjak, rumah sakit masih beroperasi seperti biasa.

Dia mengatakan pasien Covid-19 di rumah sakit naik 17,6 persen pada awal April jika dibandingkan bulan sebelumnya. Mayoritas pasien merupakan kelompok risiko tinggi seperti lansia atau pasien dengan penyakit bawaan.

“Sebagian besar kasus memiliki gejala ringan dan stabil sehingga situasi Covid-19 tidak memprihatinkan,” ucap Zaliha melalui pernyataan pada Kamis (13/4/2023) seperti dikutip kantor berita Bernama.

Zaliha mengatakan sejak awal tahun ini hingga Selasa (11/4) lalu, tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) Covid-19 sebesar 0,3 persen dibandingkan gelombang Covid-19 Delta yang CFR-nya tinggi 2,1 persen.

Sebanyak 63,8 persen melibatkan pasien berusia di atas 60 tahun, sementara itu 90,7 persen adalah pasien dengan penyakit bawaan.

“Kematian di antara pasien yang tidak divaksinasi enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang telah mendapatkan vaksin booster,” katanya.

Berdasarkan data hingga pekan lalu, Zaliha mengatakan hanya 50 persen atau 16.325.561 orang Malaysia yang telah menerima booster vaksin pertama, dan 2,5 persen (818.420) telah melakukan suntikan booster kedua.

“Risiko masuk rumah sakit dan gejala parah dapat dikurangi dengan vaksin booster,” ujarnya.

“Oleh karena itu masyarakat, terutama individu yang berisiko tinggi, dihimbau untuk mendapatkan suntikan penguat karena akan ada penurunan kekebalan dalam jangka waktu 3 hingga 6 bulan sejak dosis terakhir,” paparnya menambahkan.

Editor: HER

Sumber: cnnindonesia