China menggelar simulasi untuk menyerang Taiwan sejak akhir pekan lalu. Taiwan mendeteksi setidaknya 70 pesawat dan 11 kapal China berseliweran di sekitar kawasan mereka.

Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan kesebelas kapal dan 70 pesawat itu melintas di sekitar kawasan mereka selama dua hari hingga Minggu (9/4).

Dari keseluruhan pesawat itu, 45 di antaranya melewati garis median yang memisahkan China dan Taiwan pada Sabtu. Ini merupakan penerobosan terbesar China berdasarkan data yang dihimpun AFP.

Secara keseluruhan, Taiwan sudah 150 kali mendeteksi kapal atau pesawat China, termasuk jet tempur, drone, hingga pengebom.

“Partai Komunis China terus menggelar latihan militer di sekitar Selat Taiwan dan sejak pagi ini, mereka mengerahkan beberapa pasukan pesawat, juga sejumlah kapal di area itu,” demikian pernyataan Kemhan Taiwan.

Berdasarkan laporan AFP, China akan melanjutkan latihan tiga hari itu pada hari ini, Senin (10/4).

Latihan itu sendiri sudah dimulai pada Sabtu lalu, beberapa hari setelah Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen, singgah di Amerika Serikat dalam perjalanan pulangnya dari Guatemala dan Belize.

Di sela persinggahannya itu, Tsai sempat bertemu dengan Ketua Dewan Perwakilan AS, Kevin McCarthy, walau China sudah berulang kali mewanti-wanti.

China pun mengancam akan mengambil tindakan tegas jika kedua pejabat itu benar-benar bertemu. Menurut mereka, AS seharusnya belajar dari kesalahan mereka tahun lalu, kala Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, berkunjung ke Taiwan.

Tak lama setelah lawatan itu, China langsung menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan selama berhari-hari.

Ketika pertemuan McCarthy dan Tsai dipastikan berlangsung, China pun kembali memperingatkan AS agar tak melupakan dasar hubungan kedua negara.

AS memang menjalin relasi dengan China dengan catatan mereka mengakui prinsip “Satu China” yang terus digaungkan Beijing.

Berdasarkan prinsip itu, AS seharusnya hanya mengakui China, dan tak ada negara Taiwan. Sejak kedua negara membangun hubungan diplomatik, AS pun tak pernah secara terang-terangan membela Taiwan.

Namun, AS mulai terbuka memasang badan untuk Taiwan pada 2018, ketika mereka meneken Undang-Undang Relasi Taiwan (TRA).

Berdasarkan TRA, AS dapat menjalin hubungan dengan “rakyat Taiwan” dan pemerintahnya, tanpa menjelaskan secara spesifik pemerintahan yang dimaksud.

Sebagaimana dilansir Reuters, TRA juga menegaskan bahwa AS mau menjalin hubungan diplomatik dengan China atas dasar pemahaman bahwa “masa depan Taiwan” akan ditetapkan dengan damai.

Editor: HER

Sumber: cnnundonesia