Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Batam diminta semakin dewasa, dan mendekatkan diri kepada jemaat muda gereja di peringatan Jubileum 50 Tahun HKBP Batam.

Hal ini menjadi salah satu topik utama yang disampaikan Ephorus HKBP, Pendeta Robinson Butarbutar, sebagai salah satu pimpinan tertinggi di HKBP.

“Generasi muda atau jemaat muda di HKBP harus tetap dijaga. Di tengah gempuran tekhnologi saat ini, tugas berat para pendeta HKBP juga semakin berat,” jelasnya saat ditemui di HKBP Lubuk Baja, Minggu (11/12/2022).

Walau demikian, diakuinya lokasi HKBP Batam memiliki kemiripan dengan gereja yang berada di Yerusalem. Hal ini dilihat dari pemilihan gereja yang berada di atas bukit.

“HKBP Batam Ressort Batam Top. Menariknya lagi HKBP Batam Ressort Batam ini sudah berhasil mendatangkan empat Ephorus. Satu saja pendeta dikirim jemaat sudah bersukacita apalagi empat Ephorus,” katanya.

Di tempat yang sama Ketua Umum Panitia Jubileum ke-50 HKBP Batam Ressort Batam, Sahat Sianturi menjelaskan untuk perayaan ini, pihaknya mengaku mengutip firman Mazmur 136 ayat 1, yang berisi syukur kepada Allah kita, realisasikan dalam hidup saling menopang, saling bertolong-tolongan dalam kasih setia-Nya.

Sahat juga menceritakan usia HKBP Batam yang berhasil mencapai usia 50 tahun berawal dari kebaktian pada tahun 1971.

Kemudian 16 Maret 1972, atas inisiatif beberapa orang jemaat yang dituakan, membuat surat kepada Pendeta HKBP Ressort Tanjung Pinang, Pdt. Purba Doli Simanungkalit, agar melayani pada kebaktian minggu bagi jemaat HKBP yang diadakan perdana di Base Camp McDermott Batam yang berjumlah 25 Kepala Keluarga.

“Seiring dengan berjalannya waktu, kerinduan jemaat yang mayoritas suku Batak, mendukung lahirnya HKBP Batam hingga kemudian pada 10 desember tahun 1972 di bangunan eks Base Camp PT. Engram tersebut dilaksanakan Babtisan Kudus (Pandidion Nabadia) yang pertama di Pulau Batam,” lanjutnya.

Seiring dengan pesatnya perkembangan Pulau Batam, jumlah anggota jemaat juga terus bertambah maka pada tahun 1975 HKBP tidak melakukan Ibadah di Bace Camp lagi.

Karena sudah memiliki bangunan gereja sendiri yang berlokasi di Kampung Melayu dekat Makam Tua di Simpang Sei Jodoh-Nagoya yang menjadi lokasi Hotel Harmoni saat ini.

“Bangunan gereja itulah yang menjadi bangunan gereja HKBP yang pertama kali hadir di Batam,” katanya.

Pada 1978 dilakukan pembangunan gedung gereja semi permanen berukuran 8m x 20m di tengah-tengah perkampungan Sei Jodoh.

Menyikapi pesatnya pertumbuhan jemaat, pada 12 November 1981, HKBP Ressort Tanjung Pinang Pos Pelayanan Batam kemudian mengajukan surat permohonan alokasi lahan ke Badan Pelaksana Otorita Batam.

Pada tahun 1982 permohonan alokasi lahan gereja mendapat persetujuan dari pihak Otorita Batam seluas 3.706,9 m2 yang terletak di Jalan Kamboja No. 1 Lubuk Baja.

“Pembangunan gedung gereja dilaksanakan sekitar 3-4 tahun termasuk pembangunan menara/palas-palas dan pembangunan dinyatakan selesai pada bulan Oktober 1986,” paparnya.

Permohonan kembali tambahan alokasi lahan gereja pada tanggal 28 Februari tahun 1985 ke Otorita Batam yang diajukan oleh Dewan Pembangunan Gereja HKBP Batam dengan rencana peruntukan yaitu; Rumah Pendeta, Gedung Sekolah Minggu, Penelaahan Alkitab, Perpustakaan dan Pelataran Parkir, mendapat persetujuan penetapan lokasi atau PL dari Otorita Batam sehingga menjadi seluas 9.306,9 m2.

Editor: WIL