Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad tampaknya  belum tertarik menjawab pertanyaan wartawan terkait persiapannya di kontestasi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2024. Ansar cenderung hanya menanggapi dengan tersenyum saat ditanya dan mengirit berkata-kata.

“Masyarakat Kepri sedang susah, belum pas kita bicara politik sekarang. Kita fokus kerja saja dulu,” kata Ansar menjawab wartawan, Senin (21/2/2022).

Bukan hanya tidak mau menjawab pertanyaan wartawan, Ansar juga malah mengaku belum merencanakan apapun untuk Pemilukada 2024. Baginya, saat ini yang terpenting bagaimana agar Kepri lebih baik ke depannya. Masyarakatnya sejahtera dan ekonominya tumbuh.

Ansar pun hanya menaggapi ringan ketika diberi informasi tentang sudah adanya  figur politik yang berambisi maju sebagai calon gubernur di tahun 2024 nanti. Dan bahkan sudah mulai turun ke daerah-daerah sambil membagi-bagikan sembako, seperti beras. Tidak tanggung-tanggung sampai ditempeli foto di karung beras yang dibagikan.

Lagi-lagi Ansar hanya tersenyum mendengar informasi tersebut dan tidak mendeskriditkan siapapun.

“Itukan bentuk usaha, biarkan saja dan kita hormati. Lagipula yang dibagikan itu kan bentuknya beras. Kebutuhan pokok masyarakat yang memang dibutuhkan. Kita doakan semoga bantuannya bermanfaat dan berkah, itu saja,” ujar Ansar.

Sebagai Gubernur Kepulauan Riau yang sah berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 40/P tentang pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau dan ditandatagani pada tanggal 24 Februari 2021, Ansar mengaku belum perlu merepotkan diri dengan mempersiapkan diri untuk maju sebagai calon gubernur di 2024.

“Saya baru saja dipilih oleh sebagian besar masyarakat Kepri untuk menjadi gubernur. Dan sekarang saya masih Gubernur Kepri sampai 2024 nanti. Sehingga saya rasa belum perlu merepotkan diri untuk buru-buru mempersiapkan diri menjadi calon gubernur,” ujarnya.

“Biarlah saya maksimal bekerja dulu sebagai gubernur. Kita semua tahu, masyaakat Kepri sedang susah. Nanti kalo semua pemimpinnya terlalu sibuk memikirkan ambisi pribadinya, masyarakat malah jadi tambah susah,” pungkas Ansar.

Editor: DWIK