Pemerintah Prancis benar-benar marah atas pembatalan kontrak kapal selam yang dilakukan Australia demi mendapatkan kapal selam nuklir Amerika Serikat. Presiden Prancis Emmanuel Macron pun memerintahkan penarikan duta besar (dubes) Prancis dari AS dan Australia.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (18/9/2021), ini merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menunjukkan besarnya kemarahan Prancis terhadap kedua sekutunya itu.

Seorang pejabat Gedung Putih menyesalkan penarikan Dubes Prancis tersebut dari AS. Namun, dikatakannya “kami akan terus terlibat dalam beberapa hari mendatang untuk menyelesaikan perselisihan kami, seperti yang telah kami lakukan di titik-titik lain selama aliansi panjang kami.”

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan dalam sebuah tweet bahwa Washington memahami posisi Prancis dan berada dalam “kontak dekat” dengan Paris.

Dia menambahkan bahwa masalah itu akan dibahas “di tingkat senior”, termasuk di Majelis Umum PBB minggu depan, yang akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian dan Menlu AS Antony Blinken.

Sementara itu, juru bicara Departemen Pertahanan AS atau Pentagon, John Kirby mengakui bahwa pembicaraan telepon sebelumnya antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly menunjukkan “bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam hal hubungan pertahanan kita dengan Prancis.”

Sebelumnya, Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, pengabaian proyek kapal selam yang telah dikerjakan Australia dan Prancis sejak 2016 merupakan “perilaku yang tidak dapat diterima di antara sekutu dan mitra.”

“Konsekuensinya mempengaruhi konsep yang kami miliki tentang aliansi kami, kemitraan kami, dan pentingnya Indo-Pasifik bagi Eropa,” tambahnya.

Le Drian mengatakan bahwa Presiden Macron memutuskan untuk “segera” menarik dubes Prancis dari Amerika Serikat dan Australia karena “keseriusan luar biasa dari pengumuman yang dibuat pada 15 September oleh Australia dan Amerika Serikat”, saat Presiden AS Joe Biden mengumumkan aliansi pertahanan baru antara Australia-AS-Inggris.

Kesepakatan pertahanan tersebut mengatur tentang memperluas teknologi kapal selam nuklir AS ke Australia serta pertahanan dunia maya, kecerdasan buatan terapan, dan kemampuan bawah laut.

editor : will
Sumber : detik