Walikota Batam, Muhammad Rudi menegaskan bahwa rencana pembangunan sirkuit Internasional di kawasan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau merupakan salah satu bagian rencana pengembangan wisata terpadu.

Dimana dalam cetak biru yang telah disusun, Rudi mengakui bahwa konsep wisata terpadu ini menggabungkan tiga destinasi wisata yakni, wisata air dari resort dan pantai yang berada di kawasan Nongsa.

Wisata alam yang ditawarkan oleh Kebun Raya Batam, dan juga sirkuit Internasional yang juga akan dirancang sebagai destinasi wisata otomotif.

“Keberadaan sirkuit itu sudah bagian dari destinasi wisata baru di Batam. Wisata otomotif. Rencana sudah disiapkan,” jelasnya saat ditemui di Kantor DPRD Batam, Jumat (10/9/2021) siang.

Dalam rencananya, proyek pembangunan sirkuit Internasional ini juga tidak akan menganggu lahan dari Kebun Raya Batam.

Menurutnya, keberadaan Kebun Raya Batam sendiri juga sangat diperlukan, sebagai salah satu upaya meredam potensi kebisingan suara yang ditimbulkan pada saat event berlangsung.

“Tanaman dan lahan Kebun Raya tidak akan terganggu. Kita butuh pohon sebagai salah satu upaya meredam suara yang akan ditimbulkan oleh event disana,” lanjutnya.

Walau demikian, Rudi juga belum dapat menjelaskan rinci mengenai rencana pembangunan sirkuit Internasional tersebut, apakah nantinya sirkuit tersebut akan dibangun dengan melibatkan pihak ketiga atau menggunakan anggaran dari pemerintah pusat.

“Yang pasti dampak ekonomi baik untuk masyarakat sekitar dan Kota Batam akan sangat besar. Kita tahu sendiri kalau mereka yang terlibat dalam event otomotif Internasional biasanya memiliki dana yang besar,” tegasnya.

Sebelumnya, wacana pembangunan sirkuit Internasional Batam ini muncul saat kunjungan kerja Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo beberapa waktu lalu.

Wacana ini kemudian kembali menghangat, setelah Muhammad Rudi yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, melakukan kunjungan kerja ke Jakarta, Kamis (9/9/2021).

Dalam rencana pembangunannya, sirkuit Internasional Batam ini akan digunakan sebagai ajang balap F1 dan MotoGP, setelah Pemerintah Pusat memiliki sirkuit Mandalika.

Kawasan sirkuit ini juga diungkapkan, dapat dipakai untuk berbagai kegiatan motorsport seperti offroad, rally, hingga motocross.

Sekaligus menjadi destinasi sport automotive tourism yang mampu menggairahkan olahraga otomotif sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah Batam.

Kepemilikan lahan oleh BP Batam, juga dianggap memudahkan rencana pembangunan, dimana hal ini dapat memangkas biaya pembebasan lahan.

“Luas rencana sirkuit mencapai 154 hektare, berada di lokasi yang sangat strategis di Kecamatan Nongsa. Pembangunan sirkuit tidak memerlukan anggaran hingga ratusan miliar untuk pembebasan lahan,” terang Rudi.

Harapannya, kemunculan sirkuit ini dapat meningkatkan PAD Batam yang rata-rata berada di kisaran angka Rp1 triliun.

“Penyumbang terbesar PAD Batam dari sektor pariwisata, seperti dari pajak perhotelan dan restoran. Bahkan disaat pandemi Covid-19 pada tahun 2020, kedua sektor tersebut masih mampu memberikan sumbangan yang cukup tinggi, mencapai 24 persen dari total PAD Batam,” tutupnya.

Editor: WIL