Said Ahmad Sukri mengapresiasikan kunjungan Walikota Tanjungpinang Hj Rahma ke Pulau Penyengat terkait air bersih yang dialiri melalui Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) untuk mengatasi kekeringan dan kelangkaan air yang terjadi. Namum sayangnya, penampungan air yang  diberikan tersebut belum mampu mengaliri rumah-rumah warga.

“Pemasangan pipa ke rumah warga yang 100 KK itu sudah baik. Hanya proses penyaluran yang belum optimal karena tandon 5 ton daya isi 25 drum dibagi 50 rumah. Pendistribusian air itu dari sumber air bor tidak bisa langsung diminum seperti yang disampaikan Rahma,” ungkap Said Ahmad Sukri, Rabu (9/6/2021).

Sumur yang dibangun, kata Said, hanya satu dan tidak semua warga bisa menikmatinya. Syukur kalau memang akan dibangun satu lagi.

Namun ketidaktahuan Rahma terkait lahan yang di bangun sumur bor itu milik warga bukan pemerintah. Masyarakat bersyukur karena kemudahan air yang sudah mengalir ke rumah, tapi meterannya masih bermasalah.

“Meteran sambung pelanggan tidak sesuai air yang diterima dengan angka di meteran, hampir 10 orang yang saya dijumpai. Pemakaian 8 drum dan hitungan meteran 15 drum. 1 kubik sama dengan 5 drum hitungannya menjadi Rp15 ribu. Kelemahan meteran angin bisa pengaruh meteran. Kalau masyarakat tidak mematikan stok maka bisa menggerakkan meteran. Kalau saja per rumah dirugikan Rp30 ribu per bulan berapa (si oknum teknisi) keuntungan. Kami tak beli angin tapi beli air,” katanya.

Ada beberapa temuan Said yang belum bisa dijawab oleh pihak pengelola maupun dinas terkait dalam hal ini Kepala UPTD STAM mengenai meteran yang bermasalah.

Sementara air bersih yang dialiri melalui Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) untuk mengatasi kekeringan dan kelangkaan air di Pulau Penyengat. “SWRO itu adalah air laut jadi air tawar, itu juga tidak benar, karena air yang digunakan masyarakat saat ini adalah air sumur bor,” tambah Said.

“Itu sumur bor dengan kedalaman 100 meter jadi tolong diubah namanya. Sumber air di Penyengat itu banyak hanya penyerapan terjadi jika kemarau panjang,” pungkasnya.

Editor : Dwik