Insiden pesawat mendadak mendarat darurat memang kerap terjadi. Biasanya insiden mendarat darurat dilakukan di bandara terdekat atau di lahan yang lapang.
Namun, baru-baru ini sebuah pesawat terbang yang dioperasikan oleh maskapai Charter terpaksa harus mendarat darurat di jalan raya. Hal itu lantaran sang pilot mengabaikan kode peringatan terkait bahan bakar.
Dilansir News.Com, pilot tersebut bersikeras untuk melanjutkan penerbangan meskipun bahan bakar pesawat tak mencukupi.
Berdasarkan laporan penyelidikan oleh Biro Keselamatan Transportasi Australia, Cessna 441 Conquest sedang dalam perjalanan dari Fitzroy Crossing ke Broome di utara Australia Barat, ketika indikator bahan bakar rendah menyala.
Kehabisan Bahan Bakar, Pesawat Ini Mendarat Darurat di Jalan Raya (1)
Ilustrasi pesawat terbang di atas kepulauan. Foto: Shutter Stock
Kedua pengukur kuantitas bahan bakar menunjukkan bahwa bahan bakar yang tersisa cukup untuk mencapai hotspot wisata, sehingga pilot Skippers Aviation terus melanjutkan penerbangan menuju Broome.
Namun, saat penerbangan berlangsung, mesin kanan mulai melonjak, diikuti oleh mesin kiri. Kemudian mesin kanan kehilangan tenaga hingga mendorong pilot untuk mengumumkan kode peringatan ‘mayday‘.
Sementara itu, sang pilot menjelaskan kepada pengawas lalu lintas udara, bahwa ia berpikir pesawat dapat mencapai Broome karena mesin kirinya masih beroperasi. Ketika mesin itu mulai kehilangan tenaganya, pilot terpaksa mendaratkan pesawat di jalan raya terdekat, 39 kilometer dari tujuan aslinya.
Kehabisan Bahan Bakar, Pesawat Ini Mendarat Darurat di Jalan Raya (2)
Ilustrasi ground crew memberi instruksi pada pesawat yang hendak mendarat Foto: Shutter Stock
Beruntung, pilot itu berhasil mendarat dengan selamat bersama sembilan penumpang lainnya. ATSB menemukan tangki bahan bakar pesawat telah terkontaminasi oleh air selama pesawat mengudara, tanpa terdeteksi oleh pengujian kualitas bahan bakar beberapa pilot.
Hal inilah yang menyebabkan pengukur kuantitas bahan bakar tak terbaca. Pengawas keselamatan juga menemukan kegagalan dan keterbatasan lain dalam pemeriksaan silang dan pencatatan data.
ATSB memprediksi bahwa indikator bahan rendah telah menyala selama 30 menit ketika pesawat masih dalam jangkauan bandara alternatif. Namun, sang pilot tetap mengabaikan peringatan tersebut, sehingga mereka harus mendarat darurat di tempat yang tidak semestinya.
“Namun, pilot mengabaikan peringatan tersebut dan mengandalkan indikasi kuantitas bahan bakar (yang salah) dan melanjutkan ke Broome sampai mesin kehilangan tenaga, di mana pendaratan paksa di jalan raya adalah satu-satunya pilihan yang tersisa,” katanya.
Skippers Aviation telah melakukan beberapa perbaikan, sebagai akibat dari insiden yang dianggap serius oleh ATBS.
Editor : Aron
Sumber : kumparan