dr K Senthil khawatir hal itu akan datang. Dia takut ketika melihat ratusan orang di negaranya, India, menghadiri pesta pernikahan besar dalam beberapa bulan terakhir, melihat wajah-wajah orang tanpa masker di pasar hingga menyaksikan ribuan orang berkumpul untuk demonstrasi tanpa masker.
Kekhawatirannya terjadi. Gelombang kedua virus corona mulai melanda India sejak bulan lalu.
“Orang-orang menjadi sangat terlena, bertindak seolah-olah virus itu telah hilang, tidak masuk akal,” kata Senthil, ahli urologi di Coimbatore, Tamil Nadu, dikutip dari The Guardian.
“Sekarang kami mengalami gelombang virus corona yang jauh lebih buruk daripada yang pertama dan skala penyebarannya semakin buruk. Di kota-kota besar di negara bagian, rumah sakit sudah hampir penuh.”
Tsunami COVID-19 Landa India: Sempat Terlena, Kini Meledak 200 Ribu Kasus Sehari (1)
Sejumlah orang mengangkat jenazah COVID-19 sebelum dikubur di pemakaman di New Delhi, India, Jumat (16/4). Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
Minggu ini, penyebaran corona di India kian suram. India kembali melampaui Brasil, menjadi negara kedua yang terkena dampak terburuk secara global, dengan total lebih dari 13,68 juta kasus positif.
Setiap hari, India memecah rekor baru. Bahkan per Minggu, worldometers mencatat kasus positif bertambah 257.669, sehingga total menjadi 15.040.130. Adapun kasus meninggal bertambah 1.389, t total menjadi 178.557.
Mimpi buruk mulai muncul ketika para dokter berbicara tentang varian baru yang menyebar lebih cepat dari sebelumnya, Hal ini berdampak pada sistem perawatan kesehatan India yang di ambang kehancuran.
Selama akhir pekan, mayat-mayat bertumpuk di luar rumah sakit, terutama di negara bagian Chhattisgar
Di Surat, negara bagian Gujarat, krematorium dipenuhi oleh korban virus corona–banyak keluarga mulai membakar jenazah mereka di tempat terbuka.
Tsunami COVID-19 Landa India: Sempat Terlena, Kini Meledak 200 Ribu Kasus Sehari (2)
Petugas kesehatan menurunkan jenazah COVID-19 yang akan dikubur di pemakaman di New Delhi, India, Jumat (16/4). Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
“Kasus tsunami yang parah ini telah meluluhlantakkan infrastruktur perawatan kesehatan,” kata dr Shashank Joshi, anggota gugus tugas Mumbai. “Kali ini, kami melihat orang-orang yang lebih muda antara 20 dan 40 tahun bergejala serius, dan bahkan anak-anak sekarang dirawat di rumah sakit dengan gejala yang parah. Kapasitas sistem perawatan kesehatan semakin menyusut. “
Meskipun lebih dari 108 juta orang telah divaksinasi, negara berpenduduk 1,3 miliar itu belum bisa menghentikan gelombang kedua. Pada Selasa, Sekjen badan pengawas obat-obatan India (DCGI), dr VG Somani, menyetujui vaksin Rusia, Sputnik V, untuk penggunaan darurat di India. Mereka juga membuka opsi untuk Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson.
Editor : Aron
Sumber : Kumparan