Organisasi yang berbentuk Paguyuban dan bergerak di bidang sosial Keluarga Besar Masyarakat Sulawesi Tenggara (KBM Sultra) baru saja terbentuk mengklarifikasi terkait penolakan adanya paguyuban baru di Provinsi Kepulauan Riau ini.
Sebelumnya KBM Sultra telah melaksanakan Musyarawah Besar secara kekeluargaan di Kedai Kopi Uncle Muthu pada hari Sabtu tanggal (20/03/21), dari hasil Mubes tersebut maka Aris Bin Ilyas terpilih menjadi ketua KBM Sultra Kepri secara Aklamasi periode 2021 – 2026.
Aris mengatakan adanya organisasi ini bukan untuk perpecahan warga Sultra yang ada di Kepri ini. Banyak Organisasi warga Sultra yang ada ternyata tidak miliki legalitas dan tidak diakui oleh pusat.
“Untuk itu kita membuat KBM Sultra ini merangkul warga, dan membantu warga kita yang memerlukan pertolongan seperti membantu warga yang sakit atau sedang mengalami musibah jadi siapapun boleh bergabung,” jelasnya.
Namun setelah Mubes itu terlaksana dan telah menunjuk ketua, sekretaris Kepri serta beberapa ketua cabang Kabupaten, terjadi penolakkan dari organisasi sebelumnya yang mengatasnamakan KKST (Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara).
Di ketahui dalam organisasi KKST itu Aris Bin Ilyas selaku dewan penasehat dan Drs Kaemuddin selaku wakil ketua I telah mengundurkan diri dan membentuk organisasi KBM Sultra dengan tujuan agar mendapatkan  legalitas yang jelas serta di akui oleh Pemerintah Pusat, sementara saat ini organisasi KBM Sultra  sedang menunggu SK dari Kemenkumham, Selasa ( 23/03/21 ).
Hal tersebut dijelaskan secara langsung oleh Drs Kaemuddin selaku Sekretaris KBM Sultra Kepri mengatakan, dalam acara Mubes tidak pernah  menyinggung atau menyebut nama Gubernur Kepri apalagi menyangkut tenaga Honorer.
“Saya ingin merangkul semua keturunan Sulawesi Tenggara yang ada di Provinsi Kepri, yang namanya keluarga besar atau kerukunan harus kita rangkul karena kita tidak punya apa apa tanpa dukungan dari masyarakat khususnya dari warga Sulawesi Tenggara, ” ungkapnya.
Kaemuddin juga membenarkan terkait dengan kelahirannya di Sulawesi Selatan, sebenarnya mereka tidak perlu mengungkit masalah kelahiran karena tidak sedikit keturunan Sulawesi Tenggara yang sudah kelahiran di daerah lain terkhusus di Provinsi Kepri.
“Memang betul saya lahir Sulsel, hanya saja saya menghargai orang tua saya lahir di Sultra tepatnya di daerah Binongko, perlu diketahui juga banyak warga di Kepri ini yang aslinya dari Sulewesi dengan berbagai suku. Silahkan bergabung di KBM Sultra karena kami membuka   nya,” ungkapnya.
Sementara La Ode Halim selaku ketua KBM Sultra Tanjungpinang mengatakan organisasi ini terbentuk bukan dijadikan pertandingan dan tidak ada kepentingan masing-masing tapi organisani ini milik bersama.
“Jangan memancing keributan dan jangan ego itu dipelihara siapapun boleh bergabung dan beri contoh kepada anak muda Sultra yang baik dan pupuk persaudaraan ini mari kita bersama sama besarkan KBM Sultra. Jika ada orang kita yang dilirik pemerintah itu suatu kebanggaan kita semua,” ungkapnya.
Terkait adanya kabar yang dinilai kurang jelas, Ketua Pemuda KBM Sultra M Karim yang juga selaku pendiri organisasi itu mengatakan   jangan dipublikasi apa lagi tidak didasari dengan bukti-bukti yang jelas.
“Mari kita bangun bersama kerukunan ini dengan baik, KBM Sultra membuka pintu selebar lebarnya untuk bergabung  bagi warga Sultra yang ada di Kepri ini,” tandasnya.
Editor : Dwik