Banjir bukan cuma masalah di Jakarta dan Indonesia, ini adalah masalah sedunia. Inilah 7 inovasi teknologi anti banjir di dunia.

Ketika menghadapi banjir saat sudah terjadi, itu mungkin terlambat. Oleh karena itu, para insinyur di dunia ini memikirkan aneka inovasi untuk mencegah banjir dan melindungi manusia dari risiko banjir.

Beberapa inovasi ini adalah infrastruktur mahal. Namun sebagian lagi sangat murah biayanya. Mungkin Pemprov DKI Jakarta dan pemda lain yang punya risiko ancaman banjir, harus memilikinya.

Dihimpun detikINET dari Interesting Engineering, Minggu (21/2/2021) inilah inovasi teknologi anti banjir:

1. Water-Gate, Selandia Baru

Teknologi Anti Banjir di DuniaWater-Gate Foto: (Hydroresponse)

Water-Gate adalah alat reaksi cepat anti banjir. Ia fungsinya sama seperti karung pasir saat banjir, yaitu sebagai tanggul darurat. Water-Gate terbuat dari PVC, mudah dibongkar pasar, digulung dan disambung-sambung.

Cara kerjanya sederhana. Water-Gate ini awalnya rata, namun ketika air banjir datang, tekanan air ini mendorong Water-Gate ini membuka seperti kipas dan terciptalah tanggul.

Water-Gate bisa digunakan berulang-ulang bahkan bisa dikerjakan oleh sedikit orang. Water-Gate Self-inflating Barrier ini adalah penemuan dari Hydro Response Ltd.

Water-Gate ini bisa dipasang di sungai, jalan raya, akses jalan perumahan dan lokasi lain yang dirasa perlu untuk menahan air banjir..

2. Maeslant Storm Surge Barrier, Belanda

Teknologi Anti Banjir di DuniaMaeslant Storm Surge Barrier. Foto: (iStock)

Kalau mau berguru soal banjir, Belanda lah jagonya. Salah satu infrastruktur besar di sana untuk menahan banjir adalah Maeslant Storm Surge Barrier atau Maeslantkering di Rotterdam.

Diciptakan tahun 1997, Maeslant Storm Surge Barrier adalah pintu gerbang raksasa untuk menutup kanal dari ancaman banjir. Seperti diketahui, sungai dan kanal di Belanda dipakai untuk lalu lintas kapal. Untuk itu, perlu ada teknologi buka tutup sungai.

Kalau normal, sungai dibuka untuk lalu lintas kapal. Kalau banjir sungainya ditutup untuk menahan aliran banjir.

Cara kerjanya, ketika permukaan air naik, sensor bahaya akan menyala. Lalu gerbang pelan-pelan akan menutup dari pinggir sungai dengan cara digeser. Gerbang ini kemudian diisi air sebagai pemberatnya. Maka, terciptalah bendungan di sungai.

3. Aquobex Flood Guard, Inggris

Teknologi Anti Banjir di DuniaAquobex Flood Guard (Aquobex)

Ini adalah inovasi teknologi pencegah banjir di rumah-rumah, namanya Aquobex Flood Guard buatan Aquobex. Aquobex ini adalah penahan air yang bisa dipasang di pintu-pintu rumah, sehingga air banjir tidak masuk ke dalam rumah.

Aquobex diterapkan di wilayah yang langganan banjir, mudah dipasang dan bisa dipakai berulang-ulang. Fungsinya sama seperti karung pasir untuk menjadi tanggul air sementara.

4. Thames Barrier, Inggris

Teknologi Anti Banjir di DuniaThames Barrier. Foto: (iStock)

Tahukah Anda, Sungai Thames di London, Inggris juga suka banjir. Oleh karena itu Inggris juga menciptakan teknologi penahan banjir seperti di Belanda. Yang membedakan adalah cara kerjanya.

Thames Barrier memakai gerbang dari baja hollow dengan sistem diangkat, bukan digeser seperti di Belanda. Lagi-lagi alasannya karena Sungai Thames juga dipakai untuk lalu lintas kapal.

Saat ada ancaman banjir, gerbang akan muncul dari bawah air untuk mencegah London kebanjiran. Teknologi ini sudah ada dari 1984 dan lebih dari 100 kali melindungi London dari banjir.

Halaman selanjutnya: Opti, WIPP dan LiDAR…

5. Opti, Amerika Serikat

Teknologi Anti Banjir di Dunia(Opti)

Opti bukanlah alat atau infrastruktur besar. Dia adalah startup yang mengolah software manajemen data untuk memetakan dan mengoptimalkan sistem drainase yang terkomputerisasi.

Opti mengangkat teknologi pemetaan untuk meramal di mana banjir akan terjadi di sebuah kota. Lalu pemda bisa membangun kolam retensi dan sistem manajemen banjir lainnya.

Softwate pada Opti akan mengawasi ramalan cuaca dan memperkirakan banjir saat terjadi badai. Para insinyur juga bisa menyetel kolam retensi dengan software ini, mana yang diisi, mana yang dikosongkan.

Saat ini, Opti dipakai di 130 kota di Amerika Serikat. Opti fokusnya meminimalisir kerusakan banjir jika sampai terjadi.

6. LiDAR Flood Risk Mapping, Thailand

Belajar mengatasi banjir ternyata tidak usah jauh-jauh, ke Thailand juga bisa. Sungai Chao Phraya di Bangkok juga punya risiko banjir. Mereka memakai teknologi LiDAR (Light Detection and Ranging) untuk mitigasi bencana banjir.

LiDAR bukan teknologi yang asing karena sudah ada di iPhone 12 Pro dan iPad Pro. Namun penggunaan LiDAR untuk mitigasi bencana banjir di Bangkok, bisa ditiru Pemprov DKI Jakarta.

Jadi begini, para insiyur di Bangkok memakai LiDAR untuk membuat peta elevasi 3D. Dari itu mereka bisa memuat model elevasi yang sangat akurat di area tertentu Kota Bangkok yang rawan banjir.

Pemerintah Bangkok juga memakai drone untuk memantau jaringan drainase kota untuk mendeteksi ancaman mampet. Misalnya, potongan pohon tersangkut di pipa drainase kota.

7. WIPP, Selandia Baru

Teknologi Anti Banjir di DuniaTeknologi WIPP. Foto: (Hydroresponse)

Balik lagi ke Hydroresponse di Selandia Baru, mereka punya inovasi lain untuk mitigasi banjir namanya WIPP atau Water Inflated Property Protector. Ini adalah tanggul air portabel untuk menggantikan fungsi karung pasir.

Ini adalah kantung polyester berlapis vinyl berukuran besar dan bisa disambung-sambung. Cerdiknya, kantung ini tinggal diisi oleh air banjir dan jadilah tanggul.

Solusi ini masuk akal. Ketika terjadi banjir, tentu kita kerepotan untuk mencari karung pasir. Yang melimpah ruah tentu saja air banjir. Maka sekalian saja air banjirnya dipompa masuk ke dalam WIPP dan jadi tanggul untuk pelindung banjir.

Editor : Aron
Sumber : detik