Selain vaksin corona Merah Putih, Indonesia juga sedang mengembangkan vaksin corona dalam negeri, yaitu Vaksin Nusantara. Dosen sekaligus peneliti Vaksin Nusantara, dr. Yetty Movieta Nency, mengeklaim pembuatan vaksin gagasan eks Menkes Terawan Agus Putranto itu hanya membutuhkan waktu satu minggu.
“Pembuatan vaksin hanya butuh waktu satu minggu, dari awal hingga proses inkubasi. Prosedurnya, dari subjek itu, kita ambil sel darah putih kemudian kita ambil sel dendritik. Lalu di dalam laboratorium dikenalkan dengan rekombinan dari SARS-COV-2. Sel dendritik bisa mengantisipasi virus lalu disuntikkan kembali, nanti akan melawan virus corona yang masuk,” ujar Yetty kepada wartawan di Semarang, Kamis (18/2).
Yetty menjelaskan, selama proses pembuatan, pihaknya tidak memerlukan cool box atau tempat penyimpanan yang biasanya berharga cukup mahal.
Peneliti Klaim Pembuatan Vaksin Nusantara Gagasan Terawan Hanya Butuh 1 Minggu (1)
Terawan Agus Putranto saat meninjau persiapan uji klinis fase II vaksin Nusantara di RSUP dr. Kariadi Semarang. Foto: Dok. Istimewa
“Oh, enggak [disimpan di cool box], semuanya diproses di laboratorium. Kalau sudah jadi, kita bawa dan kita suntikkan di subjek,” imbuh dia.
Rencananya, kit dan reagen yang diperlukan dalam pembuatan Vaksin Nusantara juga akan di produksi massal. Dia berharap, vaksin yang juga dimotori oleh dua dosen Undip lainnya ini lolos uji dan mendapatkan izin edar.
“Jadi yang diproduksi massal itu kit (alat) dan metodenya. Karena itu kan sifatnya personalized ya,” terang dia.
“Total anggota tim peneliti ada enam orang. Tiga orang dari Undip, dan tiga orang dari RS Kariadi. Mohon support dan doanya agar vaksin lolos uji dulu,” pungkas Yetty.
Vaksin tersebut digagas saat Terawan masih menjabat sebagai Menkes. Pada Selasa (16/2), Terawan meninjau persiapan uji klinis fase II vaksin Nusantara di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Vaksin yang berbasis sel dendritik ini mulai dikembangkan pada September 2020. Namun, penetapan tim penelitian uji klinis vaksin ini dilakukan pada 12 Oktober atau 2 bulan sebelum reshuffle kabinet.
Sel dendritik merupakan sel imun yang menjadi bagian dari sistem imun. Satu vaksin hanya diperuntukkan pada satu orang atau bersifat personalisasi. Dengan demikian, vaksin ini diklaim aman bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Terawan mengatakan, pengembangbiakan vaksin COVID-19 dengan sel dendritik akan terbentuk antigen khusus, kemudian membentuk antibodi.
Editor : Parna
Sumber : kumparan