Kementerian Kesehatan Vietnam menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca untuk program inokulasi di negara tersebut.

Seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (30/1/2021), pemerintah Vietnam menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca ini merupakan vaksin virus Corona pertama yang disetujui di negara itu.

Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc telah mengatakan bahwa Vietnam harus mencoba mendapatkan vaksin tersebut pada kuartal pertama tahun ini untuk memastikan kesehatan masyarakat.

Vietnam sejauh ini mencatat 1.739 infeksi Corona dengan 35 kematian.

Sebelumnya diberitakan, vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford ini telah disetujui oleh regulator obat Eropa, European Medicines Agency (EMA). EMA telah menilai keamanan dan keefektifan vaksin ini dan merekomendasikan dengan konsensus otorisasi pemasaran bersyarat formal yang diberikan oleh Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa.

Vaksin ini juga sudah digunakan di Inggris yang telah menyetujui penggunaannya sejak akhir Desember 2020 lalu, dan sekarang merupakan yang paling banyak yang diberikan di negara tersebut, bersama dengan Pfizer-BioNTech, yang lebih dulu diizinkan untuk digunakan di Uni Eropa.

Meski sudah dapat izin dari regulator Uni Eropa, tapi rekomendasi komite vaksin Jerman membawa keraguan bagi beberapa pihak. Komite vaksin Jerman mengatakan vaksin AstraZeneca hanya direkomendasikan kepada orang yang berusia antara 18-64 tahun saja. Sebab, tidak ada cukup data untuk menilai kemanjuran pada orang berusia di atas 65 tahun.

EMA pun menyampaikan hal serupa. Saat persetujuan diumumkan, EMA mengungkap belum ada cukup hasil pada peserta yang lebih tua (di atas 55 tahun) untuk memberikan gambaran seberapa baik vaksin akan bekerja dalam kelompok ini.

“Perlindungan diharapkan, mengingat tanggapan kekebalan terlihat pada kelompok usia ini dan berdasarkan pengalaman dengan vaksin lain,” kata pihak EMA.

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews