Santri dari Pondok Pesantren Malnu Pandeglang, Banten, diamankan kepolisian usai ada temuan celurit dalam razia di perbatasan Jakarta, di Jatiuwung, Kota Tangerang, Jumat (18/12).

Razia ini diketahui dilakukan oleh aparat kepolisian untuk mencegah massa dari luar daerah yang akan mengikuti aksi 1812 di Jakarta.

“Hasil razia diperbatasan Jatiuwung, diamankan santri dari Pondok Pesantren Malnu Pandeglang, Banten di bus BRT (bus rapid transit),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Jumat (18/12).

Yusri tak menjelaskan apakah keempat santri itu memang berencana mengikuti aksi 1812 di depan Istana Negara atau tidak.

Dia hanya menyebut bahwa berdasarkan hasil penggeledahan, salah seorang santri kedapatan membawa senjata tajam jenis celurit.

“Ada sebanyak tiga orang dan satu orang kedapatan membawa senjata tajam clurit,” ucap Yusri.

Diketahui, Persaudaraan Alumni (PA) 212, Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menggelar demontrasi bertajuk 1812.

Dalam demo ini, mereka menuntut kasus penembakan terhadap enam anggota laskar FPI diusut tuntas hingga mendesak agar Rizieq Shihab dibebaskan tanpa syarat.

Sebagai langkah antisipasi, kepolisian melakukan penyekatan di sejumlah akses menuju Jakarta. Penyekatan ini di antaranya dilakukan oleh Polres Metro Bekasi Kota dan Polda Banten.

Sementara itu, Polda Metro Jaya menerjunkan 5.000 personel gabungan untuk mengawal aksi 1812. Selain itu, 7.500 personel juga dicadangkan untuk membantu pengamanan.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia