Nasional Serba-serbi
4 min read
23

6 Desember 2020
0

Ferdinand Hutahaean mengaitkan sosok komedian terkemuka Charlie Chaplin dengan Wakil Presiden RI ke-12 Jusuf Kalla. Calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto juga menyinggung Chaplin dalam rekaman yang menuding JK di balik penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK. Siapa sebenarnya Chaplin?

Chaplin dikenal sebagai komedian dan seniman pantomim yang dikenal secara luas di seluruh dunia. Dikutip dari Encyclopedia Britannica, Charlie Chaplin, nama panggilan Sir Charles Spencer Chaplin, dilahirkan pada 16 April 1889 di London, Inggris.

Dia dikenal sebagai komedian Inggris, produser, penulis, sutradara, dan komposer. Dia dianggap sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah film.

Charlie mulai menjadi komedian profesional pada 1897 ketika bergabung dengan Eight Lancashire Lads, sebuah pertunjukan tari bakiak. Dia juga ikut ambil peran kecil dalam film ‘Sherlock Holmes’ karya William Gillette (1899). Pada 1908, ia bergabung dengan rombongan pantomim Fred Karno. Dia dengan cepat naik ke status bintang sebagai The Drunk dalam sketsa ansambel ‘A Night in a English Music Hall’.

Saat melakukan tur Amerika pada 1913, Chaplin dikontrak untuk tampil dalam film komedi ‘Keystone’ milik Mack Sennett. Chaplin tampil dengan mengimprovisasi pakaian yang terdiri atas mantel yang terlalu kecil, celana terlalu besar, dan sepatu floppy. Sebagai sentuhan akhir, dia menempelkan kumis dan memakai tongkat sebagai penyangga serbaguna. Inilah sosok khasnya yang membuatnya terkenal.

Pada tahun-tahun terakhirnya, Chaplin dianugerahi banyak penghargaan. Pada 1972, dia kembali ke Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam 20 tahun untuk menerima Academy Award khusus. Lima tahun kemudian, Chaplin meninggal dunia pada 25 Desember 1977 Corsier-sur-Vevey, Swiss. Namun namanya abadi dan terus dikenal sebagai seniman pantomim terbaik sepanjang masa.

Sosok Chaplin inilah yang disinggung oleh Ferdinand dan Danny. Sebelumnya, Ferdinand diketahui menulis tokoh ‘Chaplin’ dan uang sekoper di akun Twitternya. Berikut ini isi cuitan Ferdinand:

Hebat jg si Caplin, bawa duit sekoper ke Arab, bayar ini itu beres semua. Agenda politik 2022 menuju 2024 sdh dipanasi lebih awal. Tampaknya Presiden akan sgt disibukkan olh kegaduhan rekayasa caplin demi anak emasnya si asu pemilik bus edan.

Namun Ferdinand menjelaskan bahwa ‘Chaplin’ yang dimaksud bukanlah JK. Dia menyebut ‘Chaplin’ masih menjadi tokoh analisis.

“Wah, Caplin itu yang jelas bukan Pak JK. Sudah saya konfirmasi berkali-kali di media, baik TV maupun radio, bahkan dengan Husain Abdullah jubir Pak JK berkali-kali nanya kepada saya apakah itu Pak JK? Saya jawab tidak. Jadi cuitan saya tidak ada hubungannya dengan Pak JK sama sekali seperti yang saya sampaikan berkali-kali,” kata Ferdinand kepada wartawan, Rabu (2/12).

Putri JK, Musjwira, kemudian mempolisikan Ferdinand atas cuitannya itu. Laporan polisi tersebut bernomor ST/407/XII/Bareskrim tertanggal 2 Desember 2020

“Terkait tentang tweet akun atas nama Ferdinand sama Rudi S Kamri tentang Pak JK, ‘ah Chaplin yang bawa uang sekoper ke Arab Saudi itu’,” kata anggota tim kuasa hukum Musjwira, Muhammad Ikhsan, saat dihubungi detikcom, Rabu (2/12).

Sementara itu, pernyataan Danny soal Chaplin dan JK muncul dalam video yang beredar ini berdurasi 1 menit 58 detik, pada Sabtu (5/12/2020). Video itu menampilkan wajah Danny Pomanto dan kemudian beralih pada sebuah percakapan yang membahas soal penangkapan Edhy Prabowo, serta tokoh-tokoh yang diuntungkan dalam penangkapan ini.

“Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale di sini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Apalagi mengkhianati Jokowi. Jadi yang paling untung ini JK. Chaplin yang untung. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hapal apa yang dia mau main ini,” bunyi rekaman itu.

Terkait hal ini, sebelumnya Danny Pomanto mengakui suara dalam rekaman itu adalah suaranya. Hanya, Danny menyebut perbincangan tersebut sebatas analisis politik dan perbincangan lepas dirinya dengan beberapa orang.

“Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya, dalam rumah saya, orang rekam. Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu. Sebenarnya saya korban ini. Kenapa ada yang rekam dan sebar. Aneh,” tutur Danny kepada detikcom.

Editor : Aron
Sumber : detik