Keputusan mendadak China menangguhkan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) perusahaan teknologi raksasa Ant Group memberikan pukulan telak pada Alibaba.

Saham perusahaan lain di group milik Jack Ma tersebut mengalami tekanan hebat pada Rabu (4/11) waktu setempat. Saham Alibaba yang terdaftar di Hong Kong anjlok hampir 10 persen pada awal perdagangan Rabu sebelum akhirnya pelemahan berkurang jadi sekitar 6,2 persen lebih rendah pada sesi istirahat.

Sedangkan, saham Alibaba yang terdaftar di New York ditutup melemah 8,13 persen dari hari sebelumnya.

Akibat dari batalnya IPO Ant Group, Jack Ma tak hanya gagal menjadi orang terkaya di Asia. Namun, ia juga kehilangan US$3 miliar atau Rp43 triliun (Kurs Rp14.649 per dolar AS) dari kekayaan bersihnya setelah saham Alibaba yang terdaftar di AS anjlok.

Sebagai informasi, Bursa Shanghai memutuskan untuk menangguhkan rencana IPO Ant Group. Keputusan tersebut dibuat pada Selasa (3/11) malam, kurang dari 48 jam sebelum saham mulai diperdagangkan.

Penangguhan juga dilakukan sehari setelah Ma dipanggil oleh regulator di tengah meningkatnya tekanan resmi terhadap perusahaan.

Penangguhan tersebut dengan cepat ditafsirkan sebagai sinyal dari para pemimpin komunis China bahwa mereka tidak nyaman dengan pengaruh besar dari Ant Group. Pasalnya, kelompok itu dianggap telah membantu merevolusi perdagangan dan keuangan pribadi di China sekaligus mengikis kekuatan lembaga keuangan negara.

“Partai (Komunis) sekali lagi mengingatkan semua pengusaha swasta bahwa tidak peduli seberapa kaya dan sukses Anda, Partai dapat menarik permadani dari bawah kaki Anda kapan saja,” tulis pengamat China Bill Bishop dalam buletin hariannya tentang Sinocism dikutip AFP, Rabu (4/11).

Tak hanya di Shanghai, Bursa Hong Kong, tempat lainnya saham Ant Group akan melantai mengatakan IPO juga akan ditunda.

Rencana awalnya, Ant Group diharapkan mengumpulkan US$34 miliar dari IPO mereka di Hong Kong dan Shanghai. IPO ini bakal menjadi IPO terbesar di dunia.

Penangguhan mengejutkan ini menyusul peringatan di media pemerintah China tentang potensi ketidakstabilan keuangan China dari pertumbuhan pesat Ant Group. Apalagi, di tengah peringatan itu, Ma mengkritik regulator yang terlalu kaku, tidak sensitif dengan kebutuhan konsumen, dan menyalahkan mereka karena menghambat inovasi fintech.

Spekulasi yang beredar luas menyebutkan komentar Ma adalah pukulan terakhir bagi pemerintah China yang tidak mentolerir kritik atau interogasi.

“Masalah utama yang membuat pihak berwenang tidak nyaman adalah komentar yang memungkinkan fintech menjadi sasaran pengawasan yang lebih rendah daripada bank (milik negara) tetapi juga dapat berkontribusi pada risiko sistemik,” kata manajer portofolio di Nuvest Capital Dave Wang.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia