JakartaDari sapaan emosional kapten Israel dalam bahasa Arab saat lepas landas di Tel Aviv, hingga sambutan hangat Emirat di lapangan di Abu Dhabi yang terik, jelas sekali ini bukan penerbangan biasa.Penerbangan El Al pada Senin (31/8) LY971 menandai penerbangan langsung pertama kalinya dari Israel ke Uni Emirat Arab (UEA), menandai kesepakatan bersejarah yang ditengahi Amerika Serikat (AS) pada bulan ini untuk menormalkan hubungan antara kedua negara.

Perjalanan itu penuh dengan simbolisme. Bendera AS dan Israel menghiasi landasan di Bandara Ben-Gurion saat musik Israel dimainkan, dan kata “perdamaian” terpampang dalam bahasa Inggris, Ibrani, dan Arab di atas jendela kokpit Boeing 737.

Di atas kapal, semboyan “Membuat Sejarah” ditampilkan secara mencolok pada penutup sandaran kepala setiap kursi dan tas perlengkapan penumpang dari “Penerbangan Perdana Abraham Accord” yang dibagikan.

Menu khusus disiapkan, dengan sentuhan khas Timur Tengah, dan direktur jenderal Kementerian Kesehatan Israel bahkan membagikan masker wajah edisi terbatas yang menampilkan bendera Israel dan Emirat.

Sebelum naik, “dalang” kesepakatan itu, penasihat senior dan menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner, memberi pidato dengan nada puitis tentang makna penerbangan itu.

“Meskipun ini adalah penerbangan bersejarah, kami berharap ini akan memulai perjalanan yang lebih bersejarah untuk Timur Tengah dan sekitarnya,” katanya.

“Ini adalah waktu yang penuh harapan dan saya percaya bahwa begitu banyak perdamaian dan properti dimungkinkan di wilayah ini dan di seluruh dunia.”

Setelah lepas landas, pesawat El Al berbelok ke timur menuju medan gurun dari yang biasanya ke barat di atas Laut Mediterania, seperti yang dilakukannya pada hampir semua penerbangan luar negerinya.

Sang pilot, Tal Becker, dengan bangga mengumumkan momen bersejarah ketika pesawat El Al menyeberang ke wilayah udara Saudi untuk pertama kalinya.

Dengan begitu penerbangan “hanya” memakan waktu tiga jam dan 20 menit ke Abu Dhabi, tak lagi lebih dari tujuh jam karena dulunya pesawat Israel dilarang melintas di langit Jazirah Arab.

“Lihatlah ke jendela, saat ini kita sedang terbang di wilayah udara Arab Saudi,” kata Becker sembari menahan haru dari pengeras suara.

The captain of the El Al airliner which will carry US and Israeli delegations to the United Arab Emirates waves to spectators as the plane prepares to take off on the first-ever commercial flight from Israel to the UAE, at Ben Gurion Airport near Tel Aviv, Israel, Monday, Aug. 31, 2020. (Menahem Kahana/Pool via AP)

Pilot pesawat El Al yang terbang perdana dari Israel ke Uni Emirat Arab memberikan salamnya sebelum lepas landas. (AP/Menahem Kahana)

Kushner mengunjungi rombongan wartawan yang melakukan perjalanan di bagian belakang pesawat saat di atas wilayah udara Saudi untuk mengatakan bahwa “keterbukaan” kerajaan membantu membuat terobosan yang luar biasa.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan hal yang sama dalam rekaman pidatonya yang diperdengarkan saat penerbangan.

Dengan memberikan akses penerbangan kepada Israel, Arab Saudi memberikan sinyal kuat untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan Israel di masa depan.

“Kami semua bersemangat dan menantikan penerbangan yang lebih bersejarah yang akan membawa kami ke ibu kota lain di kawasan ini, memajukan kita semua ke masa depan yang berani dan makmur,” kata Becker melalui sistem pengeras suara.

“Semoga kita semua salaam, damai dan shalom,” lanjutnya.

Pejabat El Al, Stanley Morais, mencatat bahwa Boeing 737 itu dilengkapi dengan sistem pertahanan anti-misil bawaannya demi keamanan sepanjang melewati “rute panas” itu.

Meski demikian suasana yang menyenangkan lebih mendominasi.

Nomor penerbangan itu sendiri, LY971, adalah isyarat ke nomor kode panggilan internasional UEA. Penerbangan pulang hari Selasa (1/9), bernomor LY972, dinamai menurut kode panggilan internasional Israel.

Penerbangan itu sendiri mengakhiri berminggu-minggu hubungan yang menghangat dengan cepat, sejak pengumuman kejutan 13 Agustus di Gedung Putih soal dibukanya kesempatan menjalin hubungan antara UEA dan Israel.

Hanya dalam dua minggu, saluran telepon terhubung antar negara, penguasa UEA mengeluarkan dekrit yang secara resmi mengakhiri boikot selama beberapa dekade di negara itu terhadap Israel dan beberapa perusahaan Israel telah menandatangani kesepakatan bisnis dengan mitra Emirat.

Kushner bergabung dengan penasihat keamanan nasional Robert O’Brien, utusan Timur Tengah Avi Berkowitz dan utusan untuk Iran Brian Hook.

Delegasi Israel dipimpin oleh penasihat keamanan nasional Meir Ben-Shabbat, yang berbicara dalam bahasa Arab pada saat kedatangan.

Itu termasuk direktur jenderal beberapa kementerian pemerintah yang berharap dapat menjalin hubungan dengan rekan-rekan Emirat mereka tentang masalah diplomasi, perdagangan, sains, teknologi, dan kerja sama dalam melawan pandemi virus corona selama kunjungan singkat dua hari tersebut.

Israeli National Security Advisor Meir Ben-Shabbat, left, U.S. National Security Advisor Robert O'Brien, right, and U.S. President Donald Trump's senior adviser Jared Kushner are seated during a flight on an Israeli El Al airliner to Abu Dhabi, United Arab Emirates, Monday, Aug. 31, 2020. The plane landed in Abu Dhabi after flying in from Israel in the first-ever direct commercial passenger flight to the United Arab Emirates. (Nir Elias/Pool Photo via AP)Jared Kushner (jas hitam) dalam penerbangan perdana dari Israel ke Uni Emirat Arab. (AP/Nir Elias)

Palestina yang seakan terlupakan

Namun bagi orang Palestina, hari simbolis itu juga sekaligus menyakitkan.

Palestina telah lama mengandalkan konsensus Arab bahwa normalisasi dengan Israel hanya dapat terjadi setelah negara Palestina didirikan.

Mereka mengutuk langkah UEA yang membuka komunikasi dengan Israel sebagai tindakan berbahaya.

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengatakan “sangat menyakitkan bagi kami” melihat pesawat Israel mendarat di UEA.

Dia mencatat bahwa pesawat itu disebut “Kiryat Gat,” sebuah kota selatan Israel yang dibangun di mana desa-desa Arab pernah berdiri sebelum perang di sekitar pendirian Israel pada tahun 1948.

“Kami ingin pesawat Emirat mendarat di Yerusalem yang dibebaskan, tetapi kami tinggal di era Arab yang sulit,” kata Shtayyeh.

Sementara Palestina telah memutuskan hubungan dengan AS, Kushner mengatakan AS dan” seluruh wilayah “siap membantu mereka.”

“Tetapi mereka tidak bisa terjebak di masa lalu. Mereka harus datang ke meja perundingan,” katanya.

Bagi veteran purser El Al, Hedva Opatovsky, penerbangan tersebut menandai perjalanan perdana setelah 46 tahun lamanya.

Hari itu juga menjadi hari pertamanya bekerja lagi setelah dirumahkan berbulan-bulan akibat pembatasan perjalanan pandemi virus corona yang menyetop layanan penerbangan domestik dan internasional.

Sebaliknya, Opatovsky yang berusia 67 tahun, yang terbang dengan Perdana Menteri Israel sejak Menachem Begin dan dulu bekerja di jalur Teheran sebelum Revolusi Islam 1979, mendapat tugas satu perjalanan terakhir ke Abu Dhabi sebelum pensiun.

“Perjalanan ini memiliki arti pribadi dan nasional bagi saya,” katanya sambil berjalan di lorong.

“Ini sangat membanggakan dan rasanya menyenangkan untuk mengakhiri karier dengan penuh harapan.”

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia