SoftBank yang merupakan salah satu investor Grab dan Tokopedia di Indonesia, kembali meraup laba secara kuartalan pada rentang April-Juni 2020 lalu. Kinerja positif tersebut diraih justru di masa pandemi virus corona, setelah 3 kuartal sebelumnya perusahaan yang dipimpin Masayoshi Son itu babak belur didera kerugian.
Dikutip dari Business Insider, SoftBank melaporkan laba hampir USD 12 miliar. Meski meraup laba, namun hal itu disebut bukan kabar menggembirakan bagi para investornya. Karena perolehan laba tersebut bukan dari kinerja usaha, tapi dari hasil penjualan Sprint ke T-Mobile. Penyumbang lain laba ke perusahaan adalah kinerja Alibaba, serta Uber yang mulai membaik.
“Tentu saja ini tidak sempurna karena gelombang kedua pandemi COVID-19 belum berakhir,” kata CEO SoftBank, Masayoshi Son, dalam konferensi pers, Selasa (11/8) waktu Tokyo. “Jadi, kami tidak dapat menjamin bahwa kinerja ini akan tetap positif. Saya tidak bisa memastikan, tetapi saat ini semakin membaik dan pulih.”
Setelah SoftBank Rugi di 3 Kuartal, Investor Grab dan Tokopedia Itu Raup Laba (1)
(kiri ke kanan) President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, CEO Grab Anthony Tan, Founder dan CEO Softbank Masayoshi Son, dan Founder Tokopedia William Tanuwijaya saat diterima Presiden Joko Widodo Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Pada kuartal sebelumnya yakni Januari-Maret 2020, perusahaan melaporkan kerugian USD 9 miliar. Kerugian besar itu disebabkan investasi gagal SoftBank di startup teknologi global yakni Uber, Wag, dan WeWork.
SoftBank merupakan perusahaan telekomunikasi dan media, namun sang CEO Masayoshi Son menggagas Vision Fund untuk menghimpun dana hingga USD 100 miliar. Dana dari beragam kalangan dari Vision Fund ini kemudian diinvestasikan di startup teknologi di berbagai negara di dunia, termasuk Grab dan Tokopedia  di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Masayoshi Son juga menegaskan, dalam kondisi krisis kas (uang tunai) yang dimiliki perusahaan merupakan pertahanan terbaik. Apalagi dalam kondisi krisis seperti saat ini, yang diakibatkan pandemi virus corona.
“Bahkan saat terjadi krisis keuangan global, krisis Lehman Brothers di AS dan COVID-19, ketika situasinya cukup tidak stabil, kami selalu berusaha dengan istilah hati-hati dan konservatif,” kata Founder dan CEO Softbank itu. “Dan itulah sikap yang ingin kami ambil sekali lagi kali ini.”
Editor : Aron
Sumber : kumparan