JAKARTA – Jurgen Klopp kembali menaruh namanya dalam buku sejarah Liverpool. Setelah memberikan gelar Liga Champions, Klopp kini mengantarkan The Reds juara Liga Inggris.
Gelar yang dipersembahkan Klopp kali ini terbilang spesial. Juru racik formasi asal Jerman itu sukses memberikan gelar buat Liverpool sejak kompetisi berganti nama menjadi Premier League musim 1992/1993.

Gelar Liga Inggris ini juga menjadi yang pertama buat Liverpool setelah 30 tahun. The Reds terakhir kali jadi kampiun di tanah Inggris musim 1989/1990.

The Reds memastikan gelar juara setelah Chelsea berhasil mengalahkan Manchester City 2-1. Kekalahan itu membuat The Citizens tak mampu lagi menyalip Liverpool di posisi puncak.

Sukses Klopp melabuhkan gelar Liga Inggris memberi bukti bahwa Liverpool telah kembali. Liverpool siap untuk terus bersaing dalam arena perburuan gelar juara setiap musimnya.

Liverpool's manager Jurgen Klopp, center, celebrates with Liverpool's Trent Alexander-Arnold, left, and Liverpool's Joe Gomez at the end of the English Premier League soccer match between Wolverhampton Wanderers and Liverpool at the Molineux Stadium in Wolverhampton, England, Thursday, Jan. 23, 2020. (AP Photo/Rui Vieira)
Fondasi kesuksesan Klopp sudah dibangun sejak lima tahun silam. Pelatih berusia 53 itu datang dengan status sebagai pengganti Brendan Rodgers yang sebelumnya digadang-gadang bisa mengembalikan nama besar mereka.

Klopp bukan pesulap yang bisa langsung menghadirkan prestasi di musim pertamanya. Liverpool hanya finis di posisi kedelapan pada musim pertama sang pelatih merasakan atmosfer Liga Inggris.

Perlahan tapi pasti Klopp membangun kekuatan tim di setiap musimnya. Bermodalkan taktik gegenpressing yang membuat namanya masuk jajaran pelatih papan atas, Klopp membawa tim kota pelabuhan bersaing di papan atas.

Dua musim berikutnya Liverpool di bawah asuhan Klopp finis di posisi keempat klasemen akhir. Pada musim lalu, Klopp membawa Liverpool dalam persaingan memperebutkan gelar yang akhirnya dimenangi Manchester City dengan keunggulan hanya satu poin.

Meski dibalut kekecewaan, rasa sakit Klopp dan para pemain Liverpool terobati dengan keberhasilan meraih gelar Liga Champions. Gelar ini juga menjadi yang pertama buat Klopp selama menukangi Liverpool.

Liverpool's German manager Jurgen Klopp (C) speaks to Liverpool's Brazilian midfielder Philippe Coutinho as he prepares to play during the UEFA Champions League Group E football match between Liverpool and Sevilla at Anfield in Liverpool, north-west England on September 13, 2017. (Photo by Paul ELLIS / AFP)
Kunci keberhasilan Liverpool bukan semata karena racikan taktik yang brilian. Mantan pelatih Borussia Dortmund dan Mainz itu juga cermat dalam menjual atau melakukan pembelian pemain.

Klopp memang dengan terpaksa harus melepas Philippe Coutinho ke Barcelona. Namun, ia menggantinya dengan mendatangkan Alisson Becker dan Virgil van Dijk yang jadi tulang punggung tim sejak datang ke Stadion Anfield.

Sebelum kedua pemain itu, Klopp lebih dulu merekrut Mohamed Salah, Sadio Mane, Fabinho, Georginio Wijnaldum, hingga Andrew Robertson. Nama terakhir bahkan menjelma jadi salah satu bek kiri terbaik di dunia berkat polesan Klopp.

Robertson menjelma jadi bek kiri hebat bersama dengan rekannya di sektor bek kanan, Trent Alexander-Arnold. Produk akademi Liverpool itu juga tampil luar biasa di bawah asuhan Klopp.

Kejeniusan Klopp dalam memoles pemain memang bukan hal baru. Pelatih kelahiran Stuttgart itu sudah pernah melakukannya saat mengorbitkan Robert Lewandowski, Mario Gotze, Henrikh Mkhitaryan, hingga Mats Hummels.

Bersama para pemain ini, Klopp membuat Dortmund menjelma sebagai tim mengganggu dominasi tim bertabur bintang Bayern Munchen. Dengan taktik gegenpressing, Klopp menghadirkan dua gelar Bundesliga, satu gelar DFB Pokal, dan runner up Liga Champions musim 2012/2013 selama tujuh tahun menukangi Dortmund.

Sebelum membuat geger Bundesliga dengan pendekatan taktiknya, Klopp menukangi Mainz dari 2001 sampai 2008. Mainz adalah klub terakhir klub sebelum memutuskan gantung sepatu tahun 2001.

Berbeda dengan kariernya sebagai pelatih, karier Klopp sebagai pemain tidak mengkilap. Pria yang semasa aktif bisa bermain sebagai bek kanan dan striker itu tidak pernah memperkuat klub-klub besar.

Hal itu pula yang agaknya membuat Klopp tidak gampang besar kepala. Saat diperkenalkan sebagai pelatih Liverpool lima tahun lalu, Klopp menyebut dirinya hanya sosok biasa.

“Saya adalah ‘Normal One’ [Jose Mourinho dijuluki ‘Special One’]. Saya termasuk pemain biasa, kemudian menjadi manajer di klub spesial, Mainz. Lalu saya mendapat kesempatan hebat di Dortmund selama tujuh tahun. Saat ini saya ada di sini. Saya harap saya menikmati pekerjaan saya,” ucap Klopp.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia