JAKARTA – Pemerintah menyampaikan tidak ada tenaga kerja asing (TKA) yang akan didatangkan ke Sulawesi Tenggara (Sultra) sementara ini. TKA baru akan diperbolehkan masuk jika situasi wabah virus Corona sudah membaik.

“Pemerintah bertekad memutus mata rantai penyebaran COVID-19 antara lain dengan membatasi arus kedatangan manusia dari luar. Kebijakan ini berlaku hingga situasi normal dan dinyatakan aman,” demikian pernyataan juru bicara Presiden Bidang Hukum, Dini Purwono, dalam keterangannya, Senin (11/5/2020).

Memang, ada rencana kedatangan 500 TKA asal Tiongkok ke Sulawesi Tenggara. Namun TKA tersebut belum tiba di lokasi.

Kementerian Ketenagakerjaan baru pada tahap menyetujui permintaan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang diajukan oleh dua perusahaan. Kalaupun mereka datang, seluruh tenaga kerja asing tersebut akan diwajibkan mengikuti rangkaian tes dan protokol kesehatan untuk memastikan mereka bebas virus COVID-19.

Pemerintah menyampaikan, belum ada tenaga kerja lokal yang memiliki keahlian khusus menginstal alat-alat smelter sehingga 500 TKA China didatangkan ke Sulawesi Tenggara.

Menurutnya, perusahaan hanya mempekerjakan TKA selama enam bulan, dan setelah instalasi selesai kembali ke negara asal. Selama bekerja, TKA asal Tiongkok diminta mentransfer pengetahuan dan keahlian mereka kepada tenaga kerja lokal sehingga tidak akan lagi tergantung terhadap tenaga dari luar.

Saat ini Kementerian Ketenagakerjaan terus berkoordinasi dengan Gubernur dan DPRD Sulawesi Tenggara untuk mencari solusi terbaik agar di satu sisi upaya pencegahan COVID-19 ditegakkan, dan di sisi lain proyek yang bisa menyerap tiga ribu tenaga kerja lokal ini juga bisa berjalan karena menyangkut penghidupan banyak orang.

Diketahui, kedatangan TKA China itu ditolak oleh berbagai pihak. Salah satunya dari DPRD Sulawesi tenggara, ramai-ramai para pimpinan DPRD tidak sepakat dengan kedatangan TKA China di tengah pandemi Corona.

Ketua DPRD Sultra Abdurahman Saleh menuturkan kebijakan tersebut diambil bukan karena anti-China, melainkan antisipasi karena China merupakan negara yang menjadi asal virus Corona. Dia menegaskan akan memimpin aksi penolakan jika 500 TKA dipaksakan tetap datang ke Sultra.

“Jadi bukan karena anti-Tiongkok, tapi saat ini ada pandemi dan kita tahu asalnya itu dari Wuhan jadi kita antisipasi. Saya pimpin langsung aksi jika dipaksa datang,” ujar Abdurrahman Saleh.

Editor: PARNA
Sumber: detiknews