Raytheon Missiles & Defense dengan Lockheed Martin yang berkongsi dalam perusahaan bernama Javelin Joint Venture, telah berhasil menyelesaikan produksi pertama rudal bahu antitank, Javelin F (FGM-148F).

FGM-148F merupakan varian terbaru Javelin dengan peningkatan yang lebih maju. Hulu ledak rudal ini dapat menghancurkan sasaran lapis baja masa depan, termasuk jenis explosive reactive armor (ERA).

“Model F dari rudal anti-tank ini memiliki fitur yang banyak seperti hulu ledak tunggal untuk fragmentasi ledakan tinggi,” ujar David Pantano, Wakil Presiden Javelin Joint Venture dalam keterangan pada 6 Mei 2020.

Dengan jumlah pesanan mencapai 45.000 unit dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, rudal Javelin F diproyeksikan akan digunakan hingga tahun 2050.

Rudal ini terus menjalani penyempurnaan untuk menyesuaikan dengan beragam ancaman baru yang timbul.

FGM-148 Javelin merupakan jenis rudal fire-and-forget yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata AS sejak 1996. Rudal berpemandu infra merah pengganti M47 Dragon ini punya keunikan tersendiri karena mampu menyerang tank dari bagian atas (top-attack).

Caranya, usai dilepaskan dari peluncurnya (launch tube) setelah sasaran dikunci, rudal bertenaga solid-fuel rocket ini akan melambung ke atas dan melakukan serangan terhadap bagian terlemah tank, yaitu pada bagian atasnya.

Selain untuk penyerangan terhadap tank (kendaraan lapis baja) hingga jarak 2.500 – 5.000 m, rudal berbobot 22,3 kg dan panjang 1,1 m ini juga sering digunakan untuk menyerang sasaran perkubuan.

Tercatat hingga Januari 2019, lebih 5.000 unit Javelin telah digunakan dalam pertempuran. Seperti dalam Perang Afganistan, Perang Irak, dan Perang Suriah.

Total 45.000 rudal Javelin telah diproduksi dan digunakan oleh 21 negara hingga saat ini.

Editor: PARNA
Sumber: airspace-review.com