JAKARTA – Pihak buruh menyambut baik keputusan yang diambil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menunda pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja. Keputusan pemerintah itu senada dengan pihak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea mengatakan seluruh buruh merasa haru mendengar keputusan Jokowi. Meskipun dirinya sebelumnya mengaku sudah tau apa yang akan diumumkan Presiden.

“Kami saat ini menangis bahagia, terharu. Jutaan buruh sujud sukur bahagia, dari Sabang sampai Merauke,” ujarnya kepada detikcom, Jumat (24/4/2020).

Andi sendiri beberapa hari yang lalu bersama dengan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dan Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban bertemu dengan Jokowi. Mereka membahas secara spesifik tentang Omnibus Law Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan.

Andi mengaku sudah bisa menebak apa yang akan disampaikan Jokowi. Meski tak bisa menyampaikan lebih dulu, dia yakin apa yang akan disampaikan Jokowi akan membahagiakan para buruh.

“Karena saya yakin Presiden pasti mendengar. Beliau ambil keputusan itu bukan karena tekanan demo, tapi karena hati nurani,” tuturnya.

Pria yang juga duduk sebagai Komisaris PT PP itu mengaku kenal dekat dengan Jokowi dan menjadi loyalisnya. Oleh karena itu dia berani mempertaruhkan jabatannya dan yakin tuntutan buruh akan dipenuhi.

“Saya dari awal bertaruh akan menaruh jabatan saya untuk menentang Omnibus Law. Dan jerih payah saya tidak percuma,” tuturnya.

Dengan keputusan itu KSPSI, KSPI dan KSBSI yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) memutuskan untuk membatalkan aksi demo besar-besaran yang dijadwalkan pada 30 April 2020. Hal itu juga disampaikan oleh Presiden KSPI Said Iqbal.

“Maka dengan demikian, serikat buruh termasuk KSPI dengan ini menyatakan batal atau tidak jadi aksi pada tanggal 30 April di DPR ri dan Kemenko Perekonomian,” tuturnya.

Editor: PARNA
Sumber: detikfinance