Siswa sekolah dasar di Kabupaten Banjarnegara ditemukan tewas di kebun durian setelah hilang sejak Jumat 31 Januari.

Korban berinisial MR (13) ditemukan terkubur di kebun durian, Senin (3/2). Di jasad korban, ditemukan luka cekik dan sayatan pada lehernya.

Selain itu, cutter dan gunting yang diduga digunakan untuk membunuh korban, juga ditemukan di sekitar jenazah.

Kapolres Banjarnegara, AKBP IGA DP Nugraha mengatakan, pihaknya telah menetapkan tersangka yang merupakan tetangga korban, Kirah (34).

“Rumahnya di depan rumah korban. Sekarang diamankan di Polres Banjarnegara,” katanya Iga saat dihubungi, Rabu (5/2).

Ilustrasi pembunuhan

Pelaku diamankan setelah muncul keterangan warga sekitar, korban saat Jumat 31 Januari lalu itu, diketahui pergi bersama Kirah.

Kemudian saat dimintai keterangan, Kirah selalu mengaku tak tahu keberadaan korban. Dia mengaku berpisah saat berada di kebun durian.

Iga menjelaskan, pelaku sempat pergi ke Jawa Timur sehari setelah pergi bersama dengan korban. Akhirnya tersangka ditangkap di rumahnya, Selasa (4/2).

“Tersangka kemudian mengaku membunuh korban dengan menyayat lehernya. Korban masih sempat berteriak dan dicekik oleh pelaku,” ungkap Iga.

Huru-hara Jiwasraya

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) gagal membayar klaim jatuh tempo kepada nasabah sebesar Rp 15,75 triliun. Kejaksaan Agung dan BPK menduga ada praktik korupsi. Simak ceritanya di collection ini dan subscribe agar dapat notifikasi story terbaru.

Setelah yakin korban tewas, kata Iga, tersangka dengan kejamnya menyodomi korban sebanyak 2 kali. Dari pengakuan tersangka ini, kata Iga, pihaknya melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Kirah.

Atas perbuatannya, Kirah dijerat dengan pasal 80 ayat (3) dan Pasal 82 ayat (1) UU RI Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak atau Pasal 340 KUHP ata Pasal 338 KUHP.

“Dukungan juga doa untuk terungkap sejelas-jelasnya kemungkinan korban lain yang disodomi dan semoga pelaku maksimal kita jerat dengan pasal berlapis yang ancaman hukumannya mati,” tegas Iga.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan