Jakarta – Presiden Republik Indonesia ke-tiga B.J. Habibie meninggal dunia di Jakarta pada Rabu (11/9). Semasa hidupnya, suami dari almarhumah Ainun Habibie ini menghabiskan hidupnya di Sulawesi Selatan, Bandung, Jerman, dan Jakarta.

Sulawesi Selatan, tepatnya di Parepare, menjadi kampung halaman B.J. Habibie, yang lahir pada 25 Juni 1936. Ia lahir dari ayah yang berasal dari Gorontalo dan ibu dari Yogyakarta. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara.

Marga ‘Habibie’ ialah salah satu marga asli dalam struktur sosial Pohala’a (Kerajaan dan Kekeluargaan) di Gorontalo.

Ayah Habibie merupakan seorang pakar pertanian. Namun saat Habibie berusia 14 tahun ayahnya wafat.

Dari Parepare kehidupan Habibie berlanjut ke Bandung. Di Kota Kembang ia menuntut ilmu di SMP dan SMA Kristen Dago. Dalam masa ini ia berkawan dengan Hasri Ainun, yang setelah lulus kuliah dipersuntingnya menjadi istri.

Lulus SMA, Habibie melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung. Seakan haus ilmu, Habibie yang telah lulus melanjutkan studi teknik penerbangan spesialisasi konstruksi pesawat terbang RWTH Aachen, Jerman Barat.

Selepas kuliah dan sejak mendapat pekerjaan di perusahaan kereta api sekitar tahun 1962, Habibie, Ainun, dan anaknya hidup di Jerman.

Pada 1974 ia dipanggil Presiden RI ke-dua Soeharto untuk pulang ke Indonesia “mengurusi negara”. Semenjak saat itu Habibie aktif dalam pemerintahan hingga menjadi presiden dan lengser.

Bisa dibilang kota Aachen menjadi saksi perjuangan hidup Habibie semasa kuliah dan semasa berkeluarga, seperti yang dikisahkan dalam adegan film ‘Habibie Ainun’ yang diperankan oleh Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari.

Aachen merupakan perbatasan antara Belgia dan Belanda. Kota ini dipenuhi kastel kuno bergaya Baroque karena menjadi kawasan penting saat Kerajaan Jerman memerintah. Penobatan Raja Jerman bahkan dilakukan di sini.

Sekarang kota yang berpopulasi 246 ribu jiwa ini menjadi lokasi universitas ternama di dunia, salah satunya RWTH Aachen yang menjadi tempat kuliah Habibie.

Kota Aachen disebut juga sebagai kota spa, karena banyaknya kolam berendam kuno di masa kerajaan Roma. Salah satunya Carolus Therme Day Spa dan Elisenbrunnen & Ancient Hot Springs. ‘Sanus per aquam’ atau ‘sehat dari air’ menjadi semboyan di kolam-kolam air panas kuno di masa tersebut.

Balai Kota, Katedral Imperial, Aachen Cathedral Treasury, dan Kota Tua Ponttor & Marschiertor, menjadi objek wisata paling populer di sini. Kebanyakan turis yang datang merasa kagum dengan arsitekturnya yang megah dan detil.

Selebihnya turis bisa mengunjungi Marktplatz untuk makan, kongko, dan belanja. Di sini juga ada Museum Koran yang memajang sekitar 200 ribu lembar koran edisi pertama dari seluruh dunia.

Dari kota Aachen, turis bisa naik kereta menuju Brussels, Paris, dan Belanda. Ke kota Jerman sekitar, perjalanan kereta dari sini berdurasi sekitar 90 menit sekali jalan.

Untuk menjangkau Aachen, turis bisa naik kereta dari Berlin dengan durasi sekitar 6 jam 18 menit.

 

(ard)

Editor: PAR
Sumber: Cnn Indonesia