POJOK BATAM.ID – Gubernur Provinsi Kepri, Nurdin Basirun, menunjukkan raut wajah yang risau dan galau pada, Rabu (10/07/19) siang, hingga akhirnya ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada pukul 18.20 WIB di Tanjungpinang.

“Siang itu, sekitar pukul 12.00 WIB, seusai mengikuti puncak upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-73 di Mapolda Kepri, saya dipersilahkan Kapolda Kepri Irjen Andap Budhi Revianto untuk bergabung di meja yang juga diduduki oleh Gubernur Kepri, Nurdin Basirun,” ucap Rinaldi Samjaya, Pemimpin Redaksi Haluan Kepri.

“Uda Aldi, mari duduk disini,” ujar Irjen Andap Budhi, mengajak bergabung pada meja yang dia duduki berdua bersama Nurdin Basirun.

“Saat itu ada kami bertiga di meja tersebut,” tambahnya lagi.

Irjen Andap banyak bicara terkait seremonial acara HUT Bhayangkara, yang salah satunya terkait tarian kolosal Melayu yang melibatkan ribuan prajurit TNI/Polri serta para undangan.

Dalam kesempatan tersebut, Irjen Andap, mengaku bangga dan puas dengan partisipasi banyak pihak pada acara HUT Bhayangkara. Bahkan yang membuat menarik, terdapat ribuan peserta yang larut dalam tarian Melayu, dilengkapi dengan tanjak khas Melayu di kepala.

Pembicararan seputar HUT Bhayangkara terus mengalir. Beberapa saat kemudian, di meja tersebut bergabung Dandim Batam Letkol Romel Jangga Wardhana, Dan Lanud Batam Letkol Urip Widodo, Ketua KONI Batam, Iskandar Alamsyah.

“Kesempatan tersebut saya gunakan untuk berdiskusi dengan Gubernur Kepri, Nurdin Basirun yang duduk persis di sebelah saya,” papar Aldi lagi.

“Point yang saya sampaikan pada saat itu ke gubernur, terkait isu reklamasi dan pengalokasian lahan laut pada sejumlah kawasan di Batam,” tambahnya.

“Tidak lupa saya sampaikan terkait sinyalemen liar yang berkembang di luar, perihal keluhan pengusaha atas tingginya biaya serta susahnya mengurus legalitas sebuah perizinan di Pemprov Kepri,” ucap Rinaldi melanjutkan.

Nurdin, kata Rinaldi, menyimak serius apa yang disampaikan.

“Bahkan sesekali dia membantah adanya sinyalemen liar dan negatif yang berkembang terkait kapasitasnya sebagai Gubernur Kepri, perihal perizinan dan pengalokasian lahan di Batam pada khususnya,” ucap Rinaldi.

“Namun demikian, ada hal menarik yang saya perhatikan, saat mulai dan akhir percakapan, gubernur terlihat risau dan gelisah. Dia sangat tidak tenang.”

“Kemudian saya menyampaikan, kalau pak gubernur ada waktu, kita sambung lagi pembicaraannya.”

“Boleh Dinda, nanti kita atur waktunya, sore ini saya akan berangkat ke Jakarta, minggu depan telpon aja abang, demikian jawaban sang gubernur. Sampai akhirnya, pada sore harinya, saya mendapat kabar sang gubernur ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan, bersama sejumlah Kepala Dinas dan pengusaha,” pungkas Rinaldi. (san)

Sumber:Haluankepri