Persebaya Terancam Hengkang dari Surabaya
MAHAL: Pemerintah Kota Surabaya mengusulkan raperda kenaikan sewa Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. (Riana Setiawan/Jawa Pos)

POJOK BATAM.ID -Jika tidak ada perubahan, Bonek tampaknya harus mulai menyiapkan diri untuk menonton laga kandang Persebaya Surabaya di luar kota. Sebab, kesebelasan kebanggaan mereka tersebut terancam terusir dari Surabaya.

Alasannya, Persebaya diprediksi akan kesulitan menggelar partai kandang di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya. Ini bukan karena sulitnya mendapatkan izin menggelar pertandingan di Surabaya. Tapi, ancaman tersebut menyusul rancangan peraturan daerah (raperda) retribusi yang diusulkan pemerintah kota (pemkot) Surabaya. Dalam raperda tersebut, retribusi sewa GBT naik 15 kali lipat dari tarif sewa yang kini tertuang dalam perda retribusi nomor 2 tahun 2013.

Persebaya Surabaya
Dalam perda retribusi 2013 itu, tarif sewa GBT untuk pertandingan Liga 1 saat ini adalah Rp 30 juta. Nah, di raperda retribusi yang kini sedang digodok DPRD Surabaya, tarifnya dipatok hampir setengah miliar. Atau tepanya Rp 444,6 juta. Tarif itu untuk sewa perhari. Sedangnya untuk sewa perjamnya dibanderol Rp 22 juta.

”Pemkot Surabaya pasti punya alasan terkait itu. Tapi, kalau kenaikannya sampai 15 kali lipat rasanya sangat tidak rasional,” kata Manajer Persebaya Candra Wahyudi menanggapi raperda retribusi tersebut.

Kenaikan sebesar itu dinilai sangat memberatkan para penyewa. Tidak terkecuali Persebaya. ”Kalau nilainya segitu tentu menyulitkan kami. Jika tidak berubah, sangat mungkin kami memikirkan untuk menggunakan stadion selain GBT,” ujarnya.

Tidak berlebihan memang jika Persebaya memikirkan opsi menggelar laga kandang di luar Surabaya. Dengan tarif sewa GBT Rp 444,6 juta, tentu biaya penyelenggaraan satu pertandingan bakal sangat tinggi. Sebab, selain harus mengeluarkan uang untuk membayar sewa GBT, Persebaya juga masih harus membayar biaya keamanan dan ongkos penyelenggaraan lainnya. Untuk sekali pertandingan, bisa-bisa Persebaya mengeluarkan biaya tak kurang dari Rp 700 juta.

Dengan biaya penyelenggaraan sebesar itu konsekuensi paling logis adalah menaikkan harga tiket. Dan untuk hal tersebut jelas tidak mudah bagi Persebaya untuk mengambil keputusan. Sebab, langkah tersebut pasti akan sangat membebani Bonek.

”Itu yang kami sebut menyulitkan kami,” sebut Candra. Agar harga tiket tetap seperti saat ini, maka pilihan pindah stadion lebih rasional. Bertandang ke Gelora Delta, Sidoarjo, salah satunya.

Meski berpikir soal opsi pindah stadion, manajemen Persebaya masih berharap raperda tersebut bisa berubah. Kalau pun tarifnya harus naik, kenaikannya diharapkan masih sangat rasional. Pada saat-saat ini, raperda tersebut sedang dibahas oleh DPRD Surabaya.

”Besar harapan kami pansus yang membahasnya di dewan, bisa menetapkan tarif yang tidak memberatkan penyewa GBT,” kata Candra.

Retribusi GBT Saat Ini Berdasarkan Perda nomor 2/2013

Untuk pertandingan persahabatan internasional: Rp 70 juta

Untuk pertandingan persahabatan nasional: Rp 20 juta

Kompetisi liga teratas: Rp 30 juta

Kompetisi liga kedua: Rp 25 juta

Untuk latihan: Rp 1,5 juta perdua jam

Raperda Retribusi GBT usulan Pemkot Surabaya

Untuk penggunaan perjam: Rp 22 juta

Untuk sewa perhari: Rp 444.632.000

Sumber: DPRD Surabaya

Sumber:JawaPos.Com