Pojok BatamLembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau dikenal dengan Indonesia Eximbank turut berperan aktif dalam acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 yang diselenggarakan selama 5 hari (24–28 Oktober 2018) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Banten.

Dalam acara ini, LPEI memboyong 44 UKM binaan yang merupakan peserta dari program Coaching Program for New Exporters (CPNE) dengan kesempatan terbuka untuk bertemu dengan calon pembeli.

“Melalui program CPNE ini, LPEI melakukan pendampingan, pelatihan packaging, bagaimana membuat desain yang baik, bagaimana memasarkan, juga bagaimana meng-handle order. Ini sudah kami lakukan sejak 2015,” papar Direktur Eksekutif LPEI, Sinthya Roesly dalam keterangn tertulisnya pada JawaPos.com, Rabu (1/11).

Sinthiya menuturkan, LPEI akan selalu berkomitmen tinggi dan mendukung penuh acara TEI dengan mengikutsertakan UKM binaan dari program CPNE selama memenuhi klasifikasi.

“Upaya LPEI mempertemukan UKM binaan dengan pembeli luar negeri tentunya dapat menjadi peluang besar bagi UKM untuk melangkah menjadi eksportir secara langsung. Sudah banyak UKM berhasil melakukan kerjasama dengan pembeli luar negeri,” paparnya.

PT Fahmi Bintang Andalas Bersaudara, salah satu UKM binaan LPEI berhasil menandatangani nota kesepahaman (MoU) ekspor dengan Arabia Intiqaa Trading SDN BHD asal Yaman senilai USD 50.000 atau Rp 760,85 juta. Transaksi itu terkait ekspor material bangunan yaitu Boss Panel dari Indonesia ke Malaysia dan Mesir dengan jangka waktu lima tahun ke depan.

Direktur PT Fahmi Bintang Andalas Bersaudara, Farid Fahmi, mengatakan, usahanya sangat terbantu setelah menjadi mitra binaan LPEI. Setelah mengikuti CPNE, usaha yang dilakukan oleh perusahaannya semakin berkembang menjadi lebih baik lagi.

“Dengan adanya LPEI, saya bisa bertemu teman-teman UKM lainnya yang menambah semangat saya untuk terus mengembangkan produk ekspor yang lebih bermutu lagi,” kata Farid.

Dalam upaya memajukan ekspor nasional, LPEI juga bersinergi dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan yang dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman mengenai kerja sama dalam pengembangan ekspor.

Diketahui, Nota Kesepahaman tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya saing, menambahkan jumlah pelaku ekspor melalui program, serta bentuk dukungan berupa fasilitas kepada para pelaku usaha berorientasi ekspor.

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita mengatakan, penyelenggaraan TEI 2018 berjalan sukses. Selama lima hari, transaksi yang diperoleh mencapai USD 8,45 miliar atau setara Rp 126,77 triliun. Nilai ini meningkat lima kali lipat dari target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah.

“Penghitungan masih terus berjalan dan dipastikan hasilnya akan bertambah,” ujar Enggartiasto..

Enggar juga menuturkan, produk-produk yang banyak diminati para buyers pada TEI kali ini adalah produk-produk teknologi dan informasi, makanan olahan, produk-produk kimia, minyak kelapa sawit mentah (CPO), produk perikanan, serta produk kertas. Negara-negara dengan nilai transaksi perdagangan tertinggi secara keseluruhan yaitu Arab Saudi, Jepang, Inggris, Mesir, dan Amerika Serikat.

“Perolehan transaksi ini membuktikan bahwa produk-produk nasional kita semakin diakui kualitasnya secara luas dan disegani sesuai selera pasar ekspor,” paparnya.

Pada acara TEI tahun ini, tercatat jumlah pengunjung sebanyak 28.155 orang dari 132 negara. Jumlah ini meningkat sebesar 1,6 persen dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 27.711 orang dari 117 negara.

Leave a Reply