Pemerintah mengungkapkan sebanyak 131 kabupaten/kota di Indonesia mengalami tren kenaikan kasus Corona (COVID-19). Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai masih banyak kasus yang tidak terdeteksi di tengah-tengah masyarakat.
“Walaupun terkesan peningkatan ini tidak signifikan, dalam artian kasusnya atau jumlahnya memang tidak besar seperti halnya seperti sebelum-sebelumnya. Namun yang harus dipahami begini, bahwa Indonesia ini dalam level community transmission yang ditetapkan WHO, artinya dalam transmisinya, Indonesia ini ada dalam posisi terburuk sebenarnya paling bawah, walaupun sudah ada peningkatan karena di level ini ada 4 gradasi juga, di level community transmission ini,” kata Dicky kepada wartawan, Senin (1/11/2021).
Pada level community transmission itu, kata Dicky, Indonesia belum mampu menemukan sebagian kasus di masyarakat. Dengan adanya 131 daerah yang mengalami tren kenaikan kasus Corona, Dicky mengartikan sebagai fenomena gunung es. Sebab, menurutnya dari 1 kasus yang ditemukan, berpotensi adanya 8 hingga 10 kasus yang tidak terdeteksi.
“Sehingga ketika, bahkan sekarang dengan lebih dari 100 kabupaten/kota meningkat kasusnya itu mengartikan itu adalah fenomena gunung es, karena yang ditemukan dan bisa terdeteksi itu bahkan bisa mengartikan apa, setidaknya 10, 8 atau 10 kasus yang ada di masyarakat dari 1 itu, dari 1 kasus yang ditemukan,” kata dia.
“Ini dasarnya dari apa? Karena di Amerika saja yang relatif baik dan juga penduduknya sudah bisa dicapai dengan program 3T, itu dia 1:8, dari 1 terkonfirmasi (ada) 8 (kasus tidak terdeteksi), kalau saya melihat Indonesia setidaknya 1:10,” jelasnya.
Dengan adanya kasus yang tidak terdeteksi itu, Dicky meminta agar testing, tracing dan treatment (3T) ditingkatkan. Sehingga kasus positif bisa segera ditemukan.
“Ini artinya ada kasus PR yang harus cepat ditemukan, mumpung kasusnya belum banyak, di sinilah penguatan strategi 3T itu dilakukan. Nah di sinilah yang namanya PCR itu bisa dilakukan, untuk konfirmasinya,” kata dia.
Dorong Akselerasi Vaksinasi
Meskipun saat ini kasus Corona turun, Dicky mengatakan percepatan vaksinasi harus dilakukan. Dia mengatakan vaksinasi adalah salah satu senjata untuk mencegah terjadinya kenaikan kasus Corona.
“Saat ini adalah masa yang relatif aman, ini adalah kesempatan untuk kita mengakselerasi program vaksinasi kita, meskipun capaian kelompok dosis 1 dan 2 meningkat, tapi masih jauh dari yang kita targetkan yang 85% itu. Dan ini adalah senjata yang udah kita miliki, harus kita kejar, setidaknya targetnya saya realistis, akhir tahun 40% itu sudah bagus dan ini yang harus dikejar, maksimal 40% yang divaksin lengkap,” sebut dia.
Selain itu, Dicky juga mendorong agar tracing kasus positif dilakukan secara ketat. Dia mendorong agar kasus kontak erat di-tracing hingga 30 orang.
“Kedua dalam masa seperti ini adalah momentum ketika terjadi kasus (positif), terdeteksi kasus, bahkan mesti kasus 1, 2 atau apalagi beberapa puluh itu adalah saat yang sangat dilakukan untuk melakukan tracing dan tracking. Karena jumlahnya masih relatif memadai untuk dilakukan secara optimal, sehingga bisa ditemukan misalnya 30 kasus kontak, untuk kemudian juga testing lagi dan dilakukan isolasi karantina,” sebut Dicky.
Dicky berharap situasi Corona yang landai saat ini dimanfaatkan untuk mencari kasus yang belum terdeteksi. Sebab, jika kasus infeksi meningkat, akan terjadi kesulitan dalam kapasitas tracing.
“Ini masa yang benar-benar harus dimanfaatkan, karena ketika terjadi lonjakan di atas ribuan, sebelumnya di atas 200 kasus infeksi itu sudah sulit daru daerah melakukan tracing yang memadai. sehingga ketika kasus seperti ini, ini waktu yang tepat untuk perbaikan kualitas maupun kuantitas tracing tracking,” sebutnya.
Tren Kenaikan Kasus Corona di 131 Daerah
Pemerintah membeberkan mengenai tingkat penyebaran COVID-19 nasional di masa PPKM. Kasus COVID-19 di 131 kabupaten/kota mengalami kenaikan.
“Kondisi saat ini secara agregat tadi disampaikan oleh Pak Menkes, angka nasional penularan terjadi penurunan. Tetapi ada sekitar 131 kabupaten/kota yang mengalami tren naik. Di samping ada beberapa kabupaten/kota juga mengalami penurunan,” kata Menko PMK Muhadjir Effendy dalam konferensi pers, Senin (1/11).
Muhadjir mengatakan pemerintah terus melakukan persiapan untuk mengantisipasi Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Semua pihak diminta waspada.
“Pertama periode Nataru akan diantisipasi oleh seluruh kementerian dan lembaga terkait dengan mengupdate aturan-aturan yang diperlukan untuk mencegah penularan COVID-19 dan penyebarannya. Di mana aturan tersebut adalah mengenai pergerakan orang, lokasi wisata, pertokoan, tempat peribadatan dan lain-lainnya,” ujar Muhadjir.