Malaysia tampaknya siap merebut titel pusat wisata medis dari Singapura. Di 2019 lalu, Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin dalam konferensi pers virtual mengungkapkan, lebih dari satu juta wisatawan kesehatan melancong ke Malaysia untuk wisata medis.
Jumlah ini membuat negara itu membuka program wisata kesehatan yang ditujukan untuk para pelancong dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Meski masih dirundung pandemi Covid-19, negeri jiran ini percaya diri bisa menarik minat pelancong yang memang ingin melakukan pemeriksaan kesehatan.
“Lebih dari 1,22 juta wisatawan kesehatan yang datang ke Malaysia pada 2019 lalu,” kata Khairy dalam konferensi pers peluncuran Blueprint Malaysia Healthcare Travel Industry yang digelar secara daring, Senin (1/11).
Saat ini kata dia, ada 120 rumah sakit yang telah bersertifikasi khusus dan disiapkan untuk menangani para pelancong kesehatan itu. Pihaknya mengklaim layanan kesehatan yang akan diberikan dalam program Malaysia Healthcare Travel Industry ini berkualitas tinggi dan sangat ramah untuk para pelancong muslim.
Rencannya Malaysia Healthcare Travel Industry ini akan diterapkan secara menyeluruh pada 2025 mendatang. Saat ini berbagai persiapan telah dilakukan negara itu agar bisa meningkatkan minat para pelancong kesehatan ke Malaysia.
“Untuk setiap rencana dan aspirasi, kita harus ingat bahwa tujuan akhirnya adalah untuk membangun masa depan yang berkelanjutan bagi sistem perawatan kesehatan,” kata dia.
Healthcare travel yang tengah digebrak Malaysia ini diklaim memiliki harga yang sangat terjangkau karena harga perawatannya akan diatur oleh Kementerian Kesehatan Malaysia. Pasien juga diklaim tak akan mengalami waktu tunggu yang cukup lama karena program ini ditangani oleh ratusan rumah sakit yang tersebar di negara itu.
Para pelancong juga akan diberi akses mudah untuk menikmati Malaysia selama melakukan perjalanan kesehatan.