Kepala Puskesmas Tanjung Buntung, Bengkong, Batam, Kepulauan Riau, Suryati resmi dicopot dari jabatannya menyusul adanya korban tenggelam di Batam, yang gagal tertolong karena tidak menemukan dokter di Puskesmas tersebut.
Sebelumnya, peristiwa ini sendiri viral di media sosial pada, Kamis (14/10/2021) kemarin, dimana korban diketahui bernama Meri Destaria br. Nainggolan (12).
Pencopotan ini sendiri dilakukan oleh Wali Kota Batam, Muhammad Rudi disaat pelaksanaan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Kantor Wali Kota Batam, Jumat (15/10/2021).
Untuk mengisi jabatan tersebut, Rudi kemudian menunjuk Pra Reda Gusti, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala UPT Puskesmas Rempang Cate.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi, mengaku pencopotan jabatan ini tak serta merta dilakukan tanpa alasan.
Rudi mendapat laporan dari RW setempat atas keluhan pelayanan Puskesmas selama ini.
“Saya sudah ganti langsung. Ada laporan dari Pak RWnya. Namanya kita Kepala kita bertanggungjawab atas anak buah. Misalnya soal ambulan, penanganan dan lainnya,” tegas Rudi.
Ia berharap Kapus yang baru ini bisa memperbaiki pelayanan di Puskesmas Tanjung Buntung, sehingga bisa melayani 24 jam dengan baik.
“Dia (Kapus yang lama) kita balekkan ke Rumah Sakit sesuai dengan fungsinya sebagai seorang dokter,” katanya.
Dalam pelantikan ini, Rudi tampak mengundang seluruh Kapus di Kota Batam, sehingga bisa belajar dari hal yang terjadi.
“Mereka sudah saya undang semua. Dengan adanya kegiatan ini mereka bisa pelajari kan sudah dewasa semua. Intropeksi dirilah masing-masing,” kata Rudi.
usai pelantikan Rudi tampak memberikan pesan kepada seluruh pegawai melalui kata sambutannya.
Dalam hal ini, Rudi meminta Kapus Tanjung Buntung yang baru bisa turun kelapangan.
“Saya minta jam 4 sore sudah siap serah terima dengan Kapus yang lama. Tak ditunda lagi dipimpin langsung oleh Sekda.
Ia menegaskan, apabila para OPD tak bisa menerima pemerintah, maka para OPD harus bersedia digeser posisinya.
“Saya tak ujuk-ujuk menggeser posisi Bapak Ibu sekalian. Tetapi evaluasi dan laporan yang masuk harus saya tanggapi. Saya berharap ada intropeksi diri kepada kita masing-masing. Apa yang saya lakukan, sesuai atau tidak. Kenapa tak sesuai apakah saya tak mampu? Kalau tak mampu apa yang harus saya perbaiki?,” paparnya.
Setiap OPD yang sudah diberikan jabatan, Rudi berharap mampu mengemban tugasnya dengan baik.
Jadi apabila tak mampu, maka posisi mereka bisa diganti kapan saja.
“Jadi Bapak Ibu tak usah berkecil hati kalau jabatannya diganti. Itu hal biasa. Kalau sudah dikasi jabatan, tugasnya jelas dan tak sulit. Tapi capek. Bahkan bapak ibu setiap hari bisa list daftar tugas setiap hari. Kalau belum, di follow up,” tegas Rudi.
Sebelumnya, Meri Destaria br Nainggolan (12), warga Bengkong Wahyu itu tenggelam di Pantai Tanjungbuntung Baru dan sempat diselamatkan warga, Kamis (14/10/2021).
Ketua RW 17, Kawasan Bengkong Wahyu, Ferry Saragih menceritakan warga membawa Meri yang tak sadarkan diri ke rumahnya.
Kisah miris itu dimulai saat keluarga membawanya ke Puskesmas Tanjungbuntung yang lokasinya sekitar 10 menit dari rumahnya.
Sesampainya di Puskesmas, Ferry mengaku tidak melihat dokter maupun petugas lainnya di sana, hanya satu orang saja di meja resepsionis. Petugas itu mengaku seorang bidan.
Setelah diletakkan di kasur medis, dia lalu menyuruh bidan tersebut untuk menghubungi dokter, namun katanya tidak ada jawaban.
“Cuma dikasih oksigen aja, terus kami inisiatif lah sendiri menggosokkan balsem ke kaki korban biar hangat,” ujar Ferry di rumah duka, Jumat (15/10/2021) pagi.
Pada saat di puskesmas, Ferry mengaku masih melihat korban sedikit menggerakkan matanya.
Dia kembali lagi menyuruh bidan tersebut untuk menghubungi dokter, namun kembali katanya tidak ada jawaban.
Keluarga pun mulai panik, menunggu di puskesmas. Pasalnya nyawa Meri terancam, karena menunggu pertolongan yang terlalu lama.
Karena tidak ada pertolongan, dia segera ke rumahnya untuk mengambil mobil miliknya untuk segera membawa Meri ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK).
“Sampai di RSBK dan diperiksa, dokter memberikan kabar kalau korban sudah meninggal sejak 1 jam yang lalu,” kata Ferry.
Kejadian itu tentunya membuat kaget Ferry dan keluarga korban, pasalnya waktu 1,5 jam berada di Puskesmas terbuang sia-sia menunggu nyawa Meri diselamatkan.
Editor: WIL