JAKARTA – Bagi sebagian orang, cabai bisa menambah kelezatan makanan dan meningkatkan nafsu makan. Namun, tak hanya itu manfaat yang didapat oleh para penggemar cabai. Sebab menurut peneliti, rutin makan cabai bisa memangkas risiko kematian akibat serangan jantung dan stroke.
Hasil tersebut didapat setelah peneliti melakukan riset di Italia. Mereka membandingkan risiko kematian dari sebanyak 23ribu orang dengan cara mengamati lebih jauh tentang kebiasaan konsumsi cabai.
Selama 8 tahun, partisipan dicek status kesehatan dan kebiasaan makannya. Peneliti menemukan risiko kematian akibat serangan jantung 40 persen lebih rendah pada partisipan yang makan cabai setidaknya empat kali seminggu. Sedangkan penurunan risiko kematian akibat stroke melebihi 50 persen.
“Fakta menariknya adalah bahwa perlindungan dari risiko kematian tergantung dari tipe diet masing-masing orang,” kata ketua studi Marialaura Bonaccio, ahli epidemi di Mediterranean Neurological Institute (Neuromed) mengutip dari CNN (16/12).
Beberapa ahli di luar penelitian terkesan dengan temuan ini. Namun ada beberapa catatan yang layak jadi perhatian.
Duane Mellor, ahli gizi dan pengajar senior di Aston Medical School, Inggris berkata riset belum menunjukkan hubungan sebab akibat. Dia menambahkan, kemungkinan efek positif cabai juga berhubungan dengan bagaimana cara pengolahan atau memasak. Cabai bisa saja menjadi bahan tambahan untuk makanan segar termasuk sayuran.
“Jadi, meski cabai bisa menjadi bahan tambahan yang lezat untuk masakan, efek langsung mungkin kecil dan ini membuat makanan sehat lainnya lebih menyenangkan untuk disantap,” kata Mellor.
Ian Johnson, periset gizi di Quadram Institute Bioscience, Inggris, sepakat dengan Mellor. Johnson untuk menggarisbawahi soal mekanisme perlindungan yang dimaksud peneliti.
“Jenis hubungan ini menunjukkan bahwa cabai mungkin hanya penanda untuk beberapa faktor diet atau gaya hidup lain yang belum diperhitungkan,” ujarnya.
Walau begitu, sejumlah studi terdahulu juga sempat menemukan bahwa daerah dengan budaya mengonsumsi makanan pedas memiliki jumlah kasus serangan jantung dan stroke yang jauh lebih rendah ketimbang negara dengan budaya tak makan pedas, mengutip Self.
Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia