Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat mengunjungi reservoir Ibu Kota Nusantara, Senin (6/5/2024).(KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER)

Kereta otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) yang digadang-gadang bakal jadi pendukung mobilitas cerdas di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih jauh untuk direalisasikan.

Hal ini mengingat prasarana terkait jalan belum disiapkan. Selain itu, final design dari rancangan awalnya belum ada. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan hal itu usai meninjau Intake Sepaku, Ibu Kota Nusantara (IKN), Senin (6/5/2024).

“Kami belum siapkan prasarananya. (Selain itu), belum ada final design dari desain awalnya. Itu masih ide tapi akan kami terapkan,” ujar Basuki.

Lebih lanjut Basuki menjelaskan, saat ini prasarana yang dibangun baru jalan biasa.

Nantinya, ketika desain ART sudah final, pekerjaan yang akan dilakukan adalah penambahan sensor sinyal dari marka jalan.

“Nah, penambahan sensor ini dilakukan di jalan raya biasa, yakni di Jalan Kebangsaan Sisi Barat dan Timur,” terang Basuki.

Sebelumnya diberitakan, ART IKN akan menjalani proses proof of concept (PoC) Juli tahun 2024 ini.

PoC merupakan demonstrasi kelayakan dari ide, produk, layanan, maupun rencana bisnis ART agar dapat berjalan optimal.

Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN) Mohammed Ali Berawi menuturkan, saat ini ART masih dalam tahap diskusi dengan penyedia teknologi (technology provider) untuk dilakukan PoC, termasuk purwarupa atau show case-nya.

“Jadi, jadwal uji cobanya pun masih sedang berproses,” tambah Ali.

Demikian halnya dengan tainset-nya, masih belum diputuskan waktu pengirimannya oleh China Railway Rolling Stock Construction (CRRC), perusahaan China yang juga mengerjakan proyek Whoosh atau Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Kendati demikian, Ali memastikan target uji coba tidak berubah, tetap tahun ini. Hal tersebut sesuai dengan waktu penyelesaian jaringan jalan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Ali menjelaskan, kereta otonom yang akan beroperasi di IKN ini akan memanfaatkan sensor sinyal dari marka jalan sehingga tidak membutuhkan lintasan rel (trackless) atau jalur khusus. ART menggunakan baterai yang disubstitusikan dengan marka jalan dan magnet.

Satu set ART terdiri dari dua gerbong, dengan total kapasitas penumpang sebanyak 324 orang. Sementara kecepatan operasionalnya 40 kilometer per jam dan maksimal 70 kilometer per jam.

Kereta tersebut akan beroperasi di kawasan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur dan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat, dengan tahap pembangunan rute dilakukan dalam dua fase.

Adapun panjang jalur ART Fase I sekitar 1,2 kilometer, sedangkan panjang jalur Fase II adalah mencapai 5,2 kilometer.

Saat beroperasi nanti, jalur dan halte ART akan berbagi dengan Bus Rapid Transit (BRT).

Untuk diketahui, berdasarkan informasi dari laman resmi CRRC, kereta otonom pertama kali dikembangkan pada 2017. Moda transportasi tersebut diperkenalkan pada Oktober 2017 di Kota Zhuzou, Provinsi Hunan, dan mulai beroperasi pada 2018.

Satu trainset kereta otonom terdiri atas tiga kereta dengan kapasitas hingga 300 orang.

Sementara itu, satu rangkaian kereta dengan lima gerbong disebut dapat menampung hingga 500 penumpang.

Kereta otonom beroperasi di jalan raya seperti kendaraan bermotor lainnya melalui lintasan virtual yang telah ditentukan sebelumnya pada sistem.

Kereta ini memiliki kecepatan maksimum mencapai 70 kilometer per jam. Memiliki sensor dan radar pada seluruh sudutnya yang memungkinkan pengoperasian tanpa awak (driverless).

Sensor-sensor tersebut juga berfungsi untuk mengidentifikasi lintasan virtual serta memantau kondisi jalan.

Kereta otonom dilengkapi dengan sistem persinyalan yang dirancang untuk memprioritaskan kereta pada jalan raya.

Kereta otonom akan memberikan instruksi ke lampu lalu lintas 100 meter sebelum mencapainya untuk menyesuaikan pergerakan lalu lintas dan memprioritaskan kereta otonom melintas tanpa halangan.

Moda transportasi berbasis listrik yang disalurkan melalui baterai ini dalam praktiknya, dilengkapi oleh perangkat pengisian daya cepat (fast charging) yang terdapat di setiap stasiun pemberhentian. Daya pengisian maksimum kereta otonom mencapai 1.000 Ampere.

Dengan pengisian daya selama 10 menit, kereta otonom buatan CRRC disebut dapat menempuh jarak mencapai 25 kilometer.

Editor: PARNA
Sumber: kompas.com